Jadi ada 1.648 yang meninggal, hilang masih 683, yang tertimbun masih 152. Yang tertimbun setelah digali ketemu berarti perlu dimakamkan dan diidentifikasi dulu."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan sebanyak 1.648 korban meninggal di Sulawesi Tengah telah dimakamkan, sementara yang hilang masih 683 dan tertimbun 152 orang.
"Jadi ada 1.648 yang meninggal, hilang masih 683, yang tertimbun masih 152. Yang tertimbun setelah digali ketemu berarti perlu dimakamkan dan diidentifikasi dulu," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat malam.
Apabila ditemukan jenazah kembali, pihaknya menginstruksikan untuk tidak disimpan dan lekas dimakamkan setelah diidentifikasi karena dapat menimbulkan penyakit.
Untuk korban luka, Wiranto menyebut sudah ditangani, dengan lima rumah sakit yang beroperasi dengan dokter, ruang rawat inap dan obat-obatan yang cukup, hanya antibiotik yang perlu ditambah.
Sementara korban dengan luka parah dikirim ke Makassar atau Balikpapan.
Merapatnya kapal rumah sakit KRI Soeharso dengan kapasitas 100 tempat tidur dengan 150 dokter spesialis mampu menampung para korban yang tidak dapat ditangani di rumah sakit di Palu dan sekitarnya.
"Saya langsung melihat di dermaga Palu Kapal Soeharso sudah beroperasi. Yang luka-luka dapat ditangani," tutur Wiranto.
Ada pun korban selamat selain berada di tempat pengungsian juga telah dipindahkan ke kota lain baik menggunakan jalur udara maupun laut.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
Baca juga: BNPB: Satu WN Korsel atlet paralayang meninggal
Baca juga: Cerita para penyintas dari Balaroa
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018