Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Kamis, ditutup naik 0,74 persen mengikuti pergerakan bursa regional baik di Asia maupun Eropa yang mengalami kenaikan mengikuti kenaikan di bursa Wall Street pada tadi malam. IHSG ditutup naik 15.832 poin menjadi 21.150,715, sedangkan indeks LQ45 naik 3.082 poin atau 0,69 persen ke posisi 446,719. Analisa PT Bapindo Bumi Sekuritas Harry Kurniawan kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis, mengatakan, pergerakan indeks BEJ mendapat sentimen positif dari bursa regional yang umumnya naik seperti indeks Nikkei di bursa Tokyo naik 0,88 persen menjadi 16.153 poin, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,02 persen menjadi 23.484 poin, sementara itu bursa London juga mengalami kenaikan pada tengah hari. Selain pasar regional, kata Harry, bursa Jakarta juga digerakkan oleh saham-saham di sektor Industri Dasar dan Infrastruktur, walaupun sejumlah saham tambang mengalami penurunan seperti PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) yang melemah Rp100 menjadi Rp5.600 dan International Nickel (INCO) turun Rp500 menjadi Rp52.000. Di akhir sesi perdagangan, indeks mengalami penurunan dari titik tertingginya, hal itu menurut Harry, karena pelaku pasar masih bersikap hati-hati dengan gejolak bursa global. "Pelaku pasar belum yakin kondisi pasar global akan membaik secara berkelanjutan, sehingga para pelaku pasar mengamankan posisinya dengan tidak menyimpan (hold) saham dalam jumlah besar, lalu melakukan aksi jual pada akhir sesi perdagangan," katanya. Sementara itu gejolak pasar juga masih mengantisipasi bursa Wall Street yang mengharapkan Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) dalam pertemuan pada bulan ini. Menurut Harry, untuk jangka menengah dan jangka panjang pelaku pasar sangat berharap Fed Fund Rate akan turun, untuk mengurangi risiko finansial terutama setelah krisis kredit perumahan di AS (subprime mortgage) baru-baru ini. Ia menjelaskan, krisis subprime mortgage belum berakhir yang menyebabkan para pelaku pasar bersikap hati-hati dan tidak berani mengambil risiko besar. Menurut Harry, dampak fundamental subprime mortgage sudah hampir tidak ada, namun pada saat krisis itu terjadi banyak Fund Manager di Amerika yang mengalami posisi terbuka, sehingga untuk menutupi kerugian itu mereka melakukan aksi ambil untung di pasar berkembang seperti Jakarta, karena Fund Manager itu juga main di bursa Jakarta. Untuk pergerakan harga saham di BEJ pada perdagangan besok, Harry memperkirakan akan dipengaruhi oleh pasar regional dan nilai kurs rupiah terhadap dolar AS, karena banyak emiten yang memiliki utang dalam bentuk dollar AS. Saham-saham yang naik antara lain PT Timah (TINS) naik Rp250 menjadi Rp12.000, PT Perusagaan Gas Negara (PGAS) naik Rp200 menjadi Rp10.050, PT Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp350 menjadi Rp14.400, dan PT Telkom (TLKM) naik Rp100 menjadi Rp10.700. Volume perdagangan mencapai 3,065 miliar saham dengan nilai Rp2,306 triliun. Posisi asing `net sell` (jual netto) mencai Rp211 miliar.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007