Jakarta (ANTARA News) - Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR RI mengganti ketua Badan kehormatan (BK) DPR RI Slamet Effendy Yusuf dan menunjuk Irsyad Sudiro sebagai penggantinya, di tengah langkah BK mengusut dugaan kucuran dana dari Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) ke anggota DPR. Ketua FPG DPR RI Priyo Budi Santoso di Gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis, membantah sinyalemen pergantian Slamet Effendi Yusuf terkait dengan persoalan dana DKP yang sedang diusut BK DPR. "Tidak benar itu, kalau dikait-kaitkan dengan persoalan DKP. Bahkan rotasi ini sudah diketahui Ketua Umum Jusuf Kalla. Saya sudah berkonsultasi dengan beliau sebelumnya," katanya. Pergantian Slamet itu terkait dengan rotasi kepemimpinan di FPG DPR. Meski banyak anak muda mendominasi pimpinan komisi dan fraksi, namun pihaknya tidak akan serta merta melupakan jasa-jasa tokoh senior yang masih tetap dibutuhkan kehadirannya. "Pak Theo tetap memimpin Komisi I DPR, Begitu juga yang lainnya. Itu cuma rotasi biasa. Mas Slamet sudah tiga tahun menjabat, jadi kami dari fraksi melakukan pergantian," katanya. Dia menyatakan, pergantian Ketua BK dari FPG itu sama sekali tidak terkait isu politis. Bahkan, Golkar bangga bisa menempatkan Slamet sebagai Ketua BK selama tiga tahun karena sudah berhasil mengangkat citra DPR di mata publik. Pimpinan FPG DPR melakukan rotasi kepemimpinan komisi DPR. Sekitar 60-70 persen kader muda Golkar tampil memimpin di beberapa komisi dan alat kelengkapan DPR. "Rotasi pimpinan komisi ini sudah sesuai dengan garis partai, yang sudah tiga tahun memimpin dilakukan penyegaran," katanya. Rapat pimpinan FPG DPR, menunjuk Idrus Markham menjadi Wakil Ketua Komis II DPR menggantikan Priyo Budi Santoso. Sementara Erlangga Hartarto menggantikan Agusman Effendi sebagai Ketua Komisi VII DPR, Muhidin M Said menggantikan Prof Dr Anwar Arifin sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR dan Irsyad Sudiro menggantikan Slamet Effendi Yusuf sebagai Ketua Badan Badan Kehormatan DPR. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007