Peluang IHSG kembali bergerak positif masih terbuka mengingat sejumlah harga saham di dalam negeri relatif sudah rendah
Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat kembali ditutup melemah seiring masih kuatnya sentimen eksternal.
IHSG ditutup melemah 24,68 poin atau 0,43 persen menjadi 5.731,93. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 6,38 poin atau 0,71 persen menjadi 897,95.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa sentimen eksternal yang kurang kondusif mempengaruhi pergerakan mata uang rupiah yang akhirnya berimbas negatif pada pergerakan IHSG.
"Secara fundamental, ekonomi dan pasar modal kita relatif kondusif, namun perhatian investor cenderung fokus ke sentimen eksternal itu," ujarnya.
Ia mengatakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang meningkat serta kuatnya peluang the Fed untuk kembali menaikan suku bunganya turut mempengaruhi pergerakan IHSG.
"Situasi itu memicu investor keluar dari pasar saham," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, peluang bagi IHSG untuk kembali bergerak positif masih terbuka didukung faktor teknikal mengingat sejumlah harga saham di dalam negeri relatif sudah rendah.
Selain itu, lanjut dia, laporan keuangan emiten untuk periode kuartal ketiga yang akan dirlis dalam waktu dekat dengan proyeksi positif juga dapat menopang IHSG.
Sementara itu tercatat, frekuensi perdagangan saham pada hari ini (5/10) sebanyak 340.301 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,47 miliar lembar saham senilai Rp7,19 triliun.
Sebanyak 161 saham naik, 222 saham menurun, dan 124 saham tidak bergerak nilainya.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei melemah 191,89 poin (0,80 persen) ke 23.783,72, indeks Hang Seng melemah 51,29 poin (0,19 persen) ke 26.572,57, dan indeks Strait Times melemah 6,38 poin (0,71 persen) ke posisi 3.209,79.
Baca juga: Pelemahan IHSG masih dipengaruhi sentimen global
Baca juga: Rupiah melemah dipicu kenaikan imbal hasil obligasi AS
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018