Denpasar (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan memberi penghargaan kepada Dubes Indonesia untuk Afghanistan, Erman Hidayat dan diplomat Heru Wicaksono, yang berhasil menjadi penengah pada pembebasan sandera 12 warga negara Korea yang disandera kelompok Taliban di Afghanistan. "Tadi saya menerima laporan dari Dubes di Kabul, bahwa kita berhasil memberi kontribusi atas pembebasan itu," ujar Presiden, usai meresmikan pembukaan Pertemuan Tahunan Tingkat Nasional Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) Pemerintah Tahun 2007, di Denpasar, Bali, Kamis. Menurut Presiden, keberhasilan diplomat Indonesia ikut proses negosiasi dan menjembatani penyerahan sandera tersebut tidak terlepas dari kunjungannya ke Korea Selatan pada 24-25 Juli 2007. "Ketika itu suasana pemerintahan Korea Selatan memang terfokus sebagian besar pada sandera warganya oleh kelompok Taliban," ujar Presiden. Presiden langsung menghubungi dubes dan diplomat Indonesia di Afghanistan untuk melakukan sesuatu demi misi kemanusiaan dengan melakukan komunikasi dengan pihak terkait yaitu pemerintahan Afghanistan, Taliban, Korea Selatan, termasuk International Committe Red Cross (ICRC). "Patut kita syukuri, ternyata pihak Taliban sendiri menghormati bangsa dan pemerintahan Indonesia dan secara progresif membebaskan 12 warga Korea, dan mungkin menyusul beberapa orang lagi," kata Kepala Negara. Kejadian ini, ditegaskan Presiden, menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia adalah bangsa cinta damai. "Sekembali saya kunjungan kerja dari Bali, saya akan menghubungi kembali dubes dan diplomat kita tersebut, termasuk dengan Presiden Afghanistan Karzai dan apa yang diinginkan semua pihak sehingga terjadi penyelesaian secara damai dan bijak," ujar Presiden. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007