Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Kamis sore turun menjauhi level 9.400 per dolar AS, karena pelaku pasar kembali memburu dolar mengantisipasi akan keluarnya data ekonomi AS. Nilai tukar rupiah melemah tipis delapan poin menjadi 9.413/9.425 per dolar AS dibanding 9.405/9.423 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar yang semula membeli rupiah berbalik arah membeli dolar AS, sehingga memicu mata uang asing itu menguat yang sebelumnya melemah. Pembelian dolar AS oleh pelaku lokal hanya untuk mengantisipasi apabila data indikator ekonomi AS melemah terutama harga perumahan, katanya. Rupiah, lanjut Kostaman Thayib masih sulit untuk bisa menguat lagi, karena kasus pasar uang global masih belum reda, bahkan ada indikasi akan makin menyulitkan pertumbuhan ekonomi AS. Apabila kondisi seperti ini terjadi, maka pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia akan terhambat terutama di Indonesia, karena AS merupakan pasar potensial bagi produk negara-negara Asia, katanya. Menurut dia, rupiah sejak dua hari terlihat masih bergerak di kisaran antara 9.380 sampai 9.410 per dolar AS yang kadang naik dan turun tergantung dari pasar. Namun ini menunjukkan pasar masih belum menentu, meski Bank Indonesia (BI) dilaporkan tetap memantau pergerakan rupiah agar tidak terpuruk terlalu jauh, ucapnya. "Kami menunggu perkembangan lebih lanjut dari kasus gagal bayar perumahan (Subprime Mortgage) di AS yang dikatakan sudah mereda, namun sampai saat ini di AS kasus tersebut akan membuat negara itu makin melambat pertumbuhan ekonominya," katanya. The Fed (Bank sentral AS) diperkirakan akan menurunkan suku bunga The Fed Rate untuk menekan inflasi yang cenderung meningkat. Apabila The Fed jadi menurunkan bunga AS maka diperkirakan akan memicu rupiah yang saat ini terus melemah, demikian Kostaman Thayibd.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007