Dalam dunia yang penuh hoaks saat ini, prinsip cek dan ricek mutlak diperlukan ...
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie, mengimbau agar para politisi di Indonesia mengedepankan kejujuran dalam berpolitik di Indonesia.
"Kita yang bergerak dalam dunia politik harus tegas menegakkan kejujuran. Kasus Bu Ratna Sarumpaet mengajarkan kita bahwa kebohongan walau mungkin dipercaya untuk sesaat, tapi pada akhirnya hanya menghancurkan dan memecah-belah," kata Grace dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat.
Grace menyatakan prihatin dengan kebohongan yang disampaikan Ratna, namun juga menyayangkan sikap terburu-buru kubu Prabowo yang dengan segera memanfaatkannya untuk menyerang kubu Jokowi.
"Dalam dunia yang penuh hoaks saat ini, prinsip cek dan ricek mutlak diperlukan. Keterburu-buruan yang dilandasi sikap emosional berlebihan justru merugikan semua pihak," kata Grace yang pernah menjadi jurnalis di media terkemuka ini.
Namun, lanjut dia, untung saja kebohongan itu dengan segera terbongkar. Bayangkan kalau rakyat benar-benar menyangka bahwa Bu Ratna memang dianiaya secara sadis. Tidakkah itu akan menimbulkan kemarahan dan bahkan pembalasan berbentuk serangan fisik? Ngeri saya membayangkan berlangsungnya konflik horizontal dalam masyarakat yang saat ini memang sensitif secara politik, ujar Grace.
Oleh karena itu, dirinya mengimbau semua pelaku politik untuk senantiasa mengedepankan kepentingan bangsa dalam suasana menjelang Pileg dan Pilpres 2019.
"Kita, para pelaku politik, sedang berada dalam sorotan masyarakat. Apa yang kita lakukan akan dijadikan rujukan oleh masyarakat luas. Kalau kita membenarkan dan bahkan menyebarkan kebohongan, kebencian, fitnah, itu akan langsung berdampak pada perilaku masyarakat," kata Grace.
Ia juga mengimbau semua pihak untuk berkonsentrasi pada perumusan tawaran langkah untuk menyejahterakan masyarakat.
"Mari bersama menjadikan proses pemilu untuk kepentingan masyarakat luas, bukan untuk kepentingan politik sempit yang menghalalkan segala cara," ucapnya.
Baca juga: Akademisi: politikus Indonesia lebih elegan daripada AS
Baca juga: Polri diminta selidiki "Firehose of the Falsehood" dalam kasus Ratna Sarumpaet
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018