Ubud (ANTARA News) - Sungguh Megagumkan Karya Seni Yang Sangat Indah dan Penuh Karakter yang Kuat. Kita Hormat kepada Antonio Blanco dan juga Mario Blanco. Ubud, 30 Agustus 2007," demikian kalimat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di atas batu granit merah, yang ditulis usai mengunjungi "The Blanco Renaissance Museum" di kawasan Ubud, Bali, Kamis. Kunjungan Presiden ke Ubud mengisi rangkaian kerja selama dua hari di Bali. Presiden Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan Mensesneg Hatta Rajasa, Menbudpar Jero Wacik, tampak antusias menapaki setiap ruangan museum Antonio Blanco. Museum yang mulai dibangun tahun 1952 itu berisi sekitar 300 karya lukis Antonio Blanco, termasuk hasil karya lukis putranya Mario Blanco. Mario Blanco didampingi ibundanya Ni Ronji memandu Presiden dan rombongan dengan terlebih dulu masuk melalui pintu utama bergapura yang menggambarkan orang sedang meditasi yang merupakan rangkaian tandatangan Antonio Blanco. Ruangan demi ruangan disusuri Presiden sambil mendapat keterangan setiap sudut museum yang dipenuhi hasil karya Antonio Blanco, pelukis kelahiran Spanyol 15 September 1911 itu. "Papa mulai mengoleksi lukisan sejak tahun 1973 sampai meninggal tahun 1999. Lukisannya lebih banyak soal wanita, karena beliau adalah pengagum sosok wanita," kata Mario. Tergantung juga lukisan dengan sosok seorang ibu sedang hamil yang tinggal menanti waktu melahirkan. Bagaikan lilin, kata Mario, tubuh perempuan rela dievolusi melalui sebuah karya lukisan. Memasuki ruangan studio lukis berukuran sekitar 4x4 meter, tampak perlatan lukis seperti kanvas, kuas dan cat lukis. Mario yang juga mendapat bakat melukis dari sang ayah, mengatakan, "Papa berpesan kalau melukis itu yang dikejar jangan jangan kuantitas tetapi kualitas," ujarnya. Presiden yang mengenakan pakaian tenun ikat bercorak merah, yang senada juga dengan pakaian Ibu Ani Yudhoyono, tampak mengagumi setiap lukisan yang menghiasi dinding, yang diberi bingkai dengan berbagai seni artistik. Bangunan museum yang tampak artistik juga terlihat dari tata ruangan yang berbeda dengan yang lainnya, yang dihubungkan dengan undakan tangga. Jika mengalihkan pandangan ke luar bangunan museum, Antonio Blanco juga seorang sosok penyayang binatang. Terlihat di hampir setiap sudut halaman burung kakak tua merah, cendrawasih, dan ayam. "Konsep ini merupakan perpaduan antara benda mati dan benda hidup," katanya. Di akhir kunjungan Presiden ke museum tersebut, dua anak remaja putri memainkan gamelan Bali, sebagai pertanda kehormatan kepada para tetamu.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007