Jakarta (ANTARA News) - Kehidupan Katja (Diane Kruger) boleh dibilang sangat indah.

Dia memiliki suami imigran Kurdi yang perhatian dan pekerja keras, serta seorang anak yang pintar.

Kehidupannya pun boleh dibilang cukup berada dan mapan sebagai warga Jerman.

Sayangnya semua keindahan yang dimiliki Katja itu hilang dalam sekejap, akibat serangan bom bermotif rasial yang merenggut nyawa suami dan anak semata wayangnya.

Katja kemudian jatuh ke dalam kondisi depresi yang sangat akut. Ia mengonsumsi narkoba dan berupaya bunuh diri dengan menyayat kedua pergelangan tangannya.

Kondisinya mulai membaik saat pelaku serangan bom, yang notabene simpatisan gerakan ekstrem kanan, berhasil dibekuk aparat hukum.

Namun sistem pengadilan yang kekurangan barang bukti, akhirnya gagal menjerat sang pelaku dan Katja pun sangat dikecewakan hingga memilih caranya sendiri untuk mendapatkan keadilan.

"In the Fade" merupakan film Jerman yang digarap sineas Fatih Akin yang memang imigran asal Turki.

Cuplikan-cuplikan adegan dalam film ini menggambarkan isu rasial dan sentimen imigran sangat kental. Fatih menggambarkan suasana Jerman saat ini, tentang bagaimana seorang imigran bisa hidup sukses walaupun mencari nafkah di daerah kumuh ketimbang warga pribumi Jerman.

Tidak hanya itu, Fatih juga berhasil menggambarkan transformasi seorang wanita dari fase bahagia, depresi, kecewa berat hingga bunuh diri.

Jalinan plot "In the Fade" sangat kuat dan berhasil disusun secara apik oleh Fatih dalam tiga babak cerita.

Film ini juga mampu mengaduk emosi penonton melalui akting bintang papan atas Hollywood Diane Kruger.

Diane berhasil menghidupkan sosok Katja yang sangat kecewa dan depresi, gara-gara kehidupan bahagianya direngut oleh sentimen rasial yang tak masuk akal.

Tak heran, dengan keandalan Fatih Akin sebagai sutradara dan performa Diane Kruger yang memukau, "In the Fade" berhasil membawa pulang piala Golden Globe tahun 2018 dan bahkan Diane Kruger sendiri diganjar penghargaan Best Actress di festival film Cannes 2017.

"In the Fade" menjadi film pembuka gelaran festival German Cinema di Indonesia yang dimulai 4 hingga 21 Oktober 2018.

Baca juga: German Cinema 2018 hadirkan dua film anak

Baca juga: Lola Amaria: Film Jerman miliki plot cerita kuat

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018