Indonesia diproyeksi masuk dalam jajaran lima besar negara eksportir untuk industri makanan dan minuman di tingkat global pada tahun 2030.

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengupayakan peningkatan daya saing industri makanan dan minuman melalui sedikitnya empat langkah strategis agar mampu kompetitif di era digital.

"Industri makanan dan minuman konsisten memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional," kata Plt. Dirjen Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.

Keempat resep tersebut yakni pertama, memfasilitasi perangkat cerdas berupa "Cyber-Physical Systems" untuk mengintegrasikan jaringan "Internet of Things" dengan lini produksi agar hasilnya menjadi lebih efisien, optimal dan berkualitas.

Langkah kedua, memperbaiki aliran bahan baku untuk menjaminnya pasokan kepada industri makanan dan minuman. Upaya ini perlu dilakukan melalui kolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait.

"Contohnya, menerapkan teknologi cerdas di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan, seperti melalui sistem pemantauan otomatis atau drone autopilot," ungkapnya.

Ketiga, mengimplementasikan peta jalan industri 4.0 dengan melibatkan sektor hulu sampai hilir agar terciptanya keterpaduan untuk meningkatkan daya saing industri makanan dan minuman nasional.

"Misalnya, menetapkan pilot project bagi produsen yang sudah menerapkan industri 4.0," lanjut Sigit.

Langkah keempat, yakni Kemenperin akan memberikan pelatihan mengenai upaya peningkatan ekspor serta menggelar pertemuan bisnis dan promosi investasi di sektor industri makanan dan minuman.

"Tujuannya adalah untuk menarik investor, meningkatkan kapasitas industri dalam menerapkan industri 4.0, serta memperluas akses ekspor bagi industri makanan dan minuman," tuturnya.

Sigit meyakini, apabila keempat jurus tersebut terlaksana dengan baik, industri makanan dan minuman nasional mampu menjadi pemimpin di pasar makanan kemasan sederhana hingga medium di tingkat Asean pada tahun 2025.

Bahkan, Indonesia diproyeksi masuk dalam jajaran lima besar negara eksportir untuk industri makanan dan minuman di tingkat global pada tahun 2030.

"Oleh karenanya, dibutuhkan langkah sinergi antara pemerintah, pelaku industri dan pihak akademisi karena ke depannya akan memerlukan banyak kegiatan riset untuk menghasilkan inovasi. Untuk itu, kami memberikan apresiasi atas terselenggaranya International Conference on Agro Industry (IcoA)," paparnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018