Semua sekolah ceria kami bangun dengan jenis konstruksi sama, termasuk atap sebab kalau menggunakan baja ringan dikhawatirkan anak-anak kepanasan karena itu kita menggunakan atap alang-alang sesuai permintaan warga juga.
Mataram, (ANTARA News) - Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) Cabang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, membangun sekolah ceria di areal pengungsian warga yang terdampak gempa bumi masif di Lingkungan Pengempel Indah, Kecamatan Sandubaya.
Ketua Perdoski Cabang Mataram dr Farida Hartatik saat ditemui di sela kegiatan serah terima sekolah ceria di Pengempel Indah, Kota Mataram, Rabu, mengatakan, pembangunan sekolah ceria itu dalam rangka membantu korban gempa bumi terutama anak-anak agar memiliki wadah bermain dan belajar.
"Sekolah ceria ini bisa dimanfaatkan juga sebagai tempat kegiatan ibadah atau kegiatan lainnya bagi warga pengungsi," katanya.
Untuk membuat satu unit sekolah ceria tersebut, Perdoski mengalokasikan anggaran Rp10 juta, dengan rincian Rp7,5 juta untuk pembangunan sekolah ceria dan Rp2,5 juta untuk pengadaan alat bermain, buku serta meja melajar.
Pembangunan sekolah ceria ini, lanjutnya, bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram. "Begitu juga dengan pengelolaanya kit diserahkan ke LPA bersama kepala lingkungan setempat," katanya.
Sementara Ketua LPA Kota Mataram Nyanyu Ernawati yang mendampingin jajaran Perdoski menambahkan, dalam perencanaanya sekolah ceria yang akan dibangun Perdoski di Kota Mataram sebanyak dua unit.
"Setelah pembangunan di Lingkungan Pengempel Indah ini, kita akan membangun satu unit lagi di Kelurahan Monjok, sebab sekolah Taman Kanak-Kanak di kelurahan tersebut rusak berat akibat gempa," katanya.
Menurutnya, pembangunan sekolah ceria di Lingkungan Pengempel merupakan pembangunan sekolah ke 12 yang dibangun oleh Perdoski bersama LPA Mataram kepada korban gempa bumi Lombok.
"Dimana 10 sekolah ceria dibangun di Lombok Utara dan satu unit di Lombok Timur, Insya Allah segera menyusul pembangunan di Lombok Barat juga," katanya.
Dikatakan, konsep sekolah ceria tersebut dibangun dengan bangunan ramah gempa bumi, yakni menggunakan tiang bambu, dinding pagar tapi hanya setengah sehingga tetap terbuka dan beratap alang-alang.
"Semua sekolah ceria kami bangun dengan jenis konstruksi sama, termasuk atap sebab kalau menggunakan baja ringan dikhawatirkan anak-anak kepanasan karena itu kita menggunakan atap alang-alang sesuai permintaan warga juga," katanya.
Kegiatan serahterima sekolah ceria tersebut dirangkaikan dengan peletakan batu pertama pembangunan rumah konvensional (Riko) dan rumah instan sederhana sehat (Risha) bagi puluhan korban gempa bumi di Pengempel Indah.*
Baca juga: Anak-anak korban gempa Lombok ingin sekolah
Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018