Jakarta (ANTARA News) - Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno akan terus melakukan langkah-langkah penyiapan platform yang akan memperkuat ekonomi.

"Sehingga keadaan ekonomi eksternal dan internal ini tidak mengakibatkan harga-harga bahan pokok meningkat," kata Sandiaga di Jakarta Pusat, Selasa.

Hal tersebut terkait dengan nilai tukar rupiah mencapai Rp15.000 per dolar AS. Dia mengharapkan ini tidak berujung terhadap kenaikan harga bahan pokok.

"Karena sekarang sudah terbukti lagi bahwa ekonomi kita rapuh," kata cawapres yang diusung oleh partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat.

Sandiaga juga telah menyampaikan berkali-kali untuk langkah yang harus dilakukan untuk menekan lonjakan nilai rupiah terhadap dolar AS per hari ini adalah penghematan.

"Saya belum lihat itu dari pemerintah bagaimana penghematan itu dilakukan dan acara-acara seremonial itu bisa dipangkas," kata Sandiaga.

Ditambahkannya, impor sudah mulai dilakukan penyesuaian, diharapkannya barang yang murni bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk "capital goods" itu mestinya harus pengecualian.

"Sekarang ini beban berat karena diakibatkan internal ekonomi kita juga nggak kuat. Prabowo-Sandi memiliki kemampuan membenahi dan memperbaiki ekonomi kita. Masyarakat nanti diharapkan bisa memberikan penilaian bahwa empat tahun setengah ini belum bisa merubah struktur ekonomi," katanya.

Selain itu, salah satu penyebab rupiah melonjak adalah kegemaran masyarakat menggunakan produk impor. Namun produk lokal itu sebanyak 80 persen bahan bakunya produk dari impor juga.

Menurutnya harus ada industri yang berbasis subtitusi produk-produk impor, katanya.

"Kita mendorong prosesnya dan mudah-mudahan pemerintahan yang kuat dengan pola kepemimpinan yang tegas kita bisa bekerja sama dengan dunia usaha untuk menciptakan industri - industri yang berkembang, sehingga harga bahan pokok khususnya bisa distabilkan dan terjangkau," kata Sandiaga.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018