Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengutamakan pengadaan listrik dan distribusi bahan bakar minyak di wilayah yang terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Yang penting bagaimana listrik, bahan makanan dan minuman yang cukup, untuk listrik tadi dilaporkan Menteri BUMN dan Menteri ESDM sudah ada perbaikan gardu-gardu induk untuk listrik," kata
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto seusai menghadiri rapat terbatas mengenai penanganan dampak gempa dan tsunami di Palu dan Donggala di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.
Menurut Wiranto, saat ini sudah ada pengiriman generator set (genset) ukuran besar dengan kekuatan 500.000 watt untuk menopang beberapa fasilitas umum.
"Di RS juga sudah disiapkan genset-genset agar RS bisa beroperasi untuk merawat saudara-saudara kita. Gardu listrik di sana kondisinya 2 berfungsi dan 5 rusak berat maka kalau tidak bisa segera dioperasikan ada cadangan listrik kapal pembangkit listrik yang disewa dari Turki dan sekarang di Kupang dan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Palu," kata Wiranto.
Genset ukuran kecil juga sudah dibagikan ke beberapa tempat pemukiman dan lokasi perawatan medis.
"Kemudian dilakukan normalisasi telepon seluar, (operator) Telkomsel, XL bersama-sama melakukan perbaikan instalasi mereka, diharapkan dengan berfungsinya sinyal komunikasi antarmasyarakat dan petugas bisa lebih lancar," ungkap Wiranto.
Pada hari pertama bencanya yaitu Jumat (28/9), menurut Wiranto terjadi hambatan utama karena tidak berfungsinya sinyal telepon seluar sehingga komuniksi sulit, tapi dengan pulihnya sinyal ponsel maka komunikasi lebih lancar," kata Wiranto.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan bahwa pemulihan gardu listrik membutuhkan waktu yang lama.
"Tapi yang kita lakukan dan saat ini pesan dari presiden adalah titik-titik ekonomi harus jalan. Ini sedang kita detailkan kan kita sudah mengirim genset-genset kecil-kecil untuk di pengungsian, semua sudah terang," kata Rini seusai rapat yang sama.
Genset yang dikirim berjumlah 7 unit dengan kekuatan 500.000 wat.
"Hari ini PLN kirim 100 teknisi untuk mendetailkan bahwa jaringannya itu 'save'. Kalau jaringannya ke rumah-rumah itu sudah terselesaikan. Kita bawa kabel karena banyak (kabel) yang putus. Saya rasa secepatnya kita akan lakukan," tegas Rini.
Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9) sore.
Gempa tersebut mengakibatkan sedikitnya korban tewas 1.234 jiwa hingga Selasa (2/10) pukul 13.00 WBI. Sedangkan korban luka berat mencapai 799 orang, hilang 99 orang, tertimbun 152 orang dan 48.025 jiwa warga yang mengungsi dan tersebar di 103 titik.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola sudah menerapkan masa tanggap darurat bencana di provinsi itu selama 14 hari berlaku sejak 28 September hingga 11 Oktober 2018. Daerah yang terdampak meliputi kota Palu, kabupaten Donggala, kabupaten Sigi dan kabupaten Parigi Moutong.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), dari 7 gardu listrik induk, 5 di antaranya padam dan hanya 2 unit gardu di Pamona dan Posko yang dapat menyuplai listrik ke Tentena dan Poso. Pertamina sudah menerbangkan 4.000 liter solar dengan pesawat pada Senin (1/10).
Kondisi saat ini, listrik PLN dan SPBU masih padam, terjadi kebocoran pipa dan air tumpah, masih terjadi gempa susulan, jalan rusak, pasar dan toko tutup dan muncul likuifaksi atau lumpur dari bawah tanah dan menghanyutkan bangunan.
Polri sudah mencegah penjarahan dengan mendatangkan 1.000 orang pasukan ditambah pasukan TNI sebanyak 1.300 orang yang ditangakan ke Palu. Sementarai Kementerian Keuangan mencairkan dana RP560 miliar untuk gempat di wilayah Sulawesi Tengah tersebut.
Baca juga: Polisi gagalkan aksi penjarahan di Palu
Baca juga: Kominfo pasang perangkat internet dan kirim 50 lagi telepon satelit ke Sulteng
Baca juga: BPPT perkenalkan SIJagat dan SIKuat hadapi gempa bumi
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018