Brisbane (ANTARA News) - Kapal latih TNI AL, KRI Arung Samudera, yang terdampar di perairan pantai Teluk Wide, Queensland, Australia akibat hadangan cuaca buruk pada 23 Agustus lalu, telah ditarik kapal tunda (tug boat) ke Brisbane, Rabu malam. "Penarikan itu berhasil dilakukan pada pukul 19.00 tadi. Diperkirakan besok (Kamis) tiba di Kangaroo Point Brisbane," kata Atase Laut Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Kolonel Laut Eden Gunawan. Dalam penarikan ke Brisbane tersebut, empat awak KRI Arung Samudera dan seorang anggota AL Australia bernama Matthew H berada di atas geladak KRI Arung Samudera. Proses persiapan hingga penarikan kapal layar tiang tinggi buatan Selandia Baru itu menarik perhatian puluhan warga setempat dan mendapat peliputan dari dua stasiun televisi Australia, "Nine News" dan "Channel Seven", kata Eden. Juru kamera kedua stasiun televisi itu mengabadikan detik-detik terakhir persiapan dan penarikan KRI Arung Samudera oleh sebuah kapal tunda itu dari helikopter. Sementara itu, Pejabat Konsuler KBRI Canberra, Meri Binsar Simorangkir mengatakan, penarikan kapal latih TNI AL berbobot 120 ton itu dilakukan sesuai dengan rencana dan hasil koordinasi dengan berbagai instansi terkait Australia, seperti "Royal Navy" (AL), Keselamatan Maritim Queensland, dan Taman Nasional. "Kita senang bahwa hasil pengamatan para petugas keamanan maritim dan taman nasional Australia, kapal kita ini dalam kondisi yang baik dan tidak memberikan dampak lingkungan sehingga kapal disetujui untuk laik laut," katanya. Pada Rabu sore, Kolonel Laut Eden Gunawan mengatakan, persiapan penarikan kapal layar tiang tinggi berawak 18 orang ini telah dilakukan sejak Selasa (28/8), termasuk menaikkan jangkar dan memasang tali di depan untuk kapal tunda. Untuk mendukung proses persiapan penarikan itu, Eden mengatakan, dua orang perwira Angkatan Laut Australia ikut membantu. "Kita juga mendatangkan truk, buldozer, dan crane untuk membantu kesiapan penarikan. Peralatan berat itu antara lain diperlukan untuk menaikkan jangkar," katanya. Ketika ditanya tentang lama waktu yang diperlukan untuk memperbaiki kapal latih sepanjang 34,9 meter dan berbobot 120 ton itu, ia mengatakan, pihaknya belum dapat memastikannya, karena harus melihat dahulu kondisi secara lebih seksama. "Yang pasti, kecil kemungkinan kapal kita bisa melanjutkan pelayaran ke Sydney," katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, cuaca buruk yang ditandai dengan angin berkecepatan 80 hingga 100 kilometer per jam sebanyak dua kali pada 23 Agustus dinihari itu sempat merusak layar utama dan sebuah layar depan. Selain itu, satu layar lainnya juga terlipat dan baja bagian bawah yang berfungsi sebagai penyeimbang atau "stabilizer" kapal yang hanya berbobot 120 ton itu bengkok. Sebelum terkena musibah dalam pelayarannya dari Cairns ke Brisbane, kapal berawak 18 orang ini dijadwalkan tiba di Brisbane pada 24 Agustus dan tiba di Sydney pada 2 September untuk bergabung dengan enam kapal layar tiang tinggi Australia guna ikut memeriahkan penyelenggaraan KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). KRI Arung Samudera merupakan satu-satunya kapal anggota APEC yang seyogianya berpartisipasi dalam program di Sydney bersama enam kapal layar tiang tinggi Australia, yakni "James Craig" (Australian Heritage Fleet), "One and All" (Australia Selatan), "Bounty" (New South Wales), "Replika HM Bark Endeavour" (ANMM), "Young Endeavour" (AL Australia), dan "Windward Bound" (Tasmania). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007