Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri tengah melakukan negosiasi dengan dua perusahaan BUMN untuk penerbitan kartu korporasi yang telah dirintis tahun lalu dengan Pertamina sebagai perusahaan pertama yang digaet. "Untuk namanya saya tidak ingin menyebutkan dulu tunggu sampai ada kepastian," kata Direktur Consumer Credit Bank Mandiri, Omar S. Anwar, di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Pertamina untuk penerbitan kartu korporasi namun baru akan berlaku efektif pada akhir tahun ini. Dia menjelaskan, kartu korporasi itu akan menguntungkan kedua belah pihak karena selain akan menambah pendapatan Bank Mandiri, kartu tersebut juga akan memangkas pengeluaran perusahaan Pertamina terutama terkait dengan perjalanan dinas keluar kota atau keluar negeri. "Manajemen dapat mendata setiap pengeluaran karyawan selama perjalanan dinas, sehingga biayanya dapat ditekan," kata Omar. Menurut dia, pihaknya hingga 21 Agustus 2007 telah menerbitkan 1 juta kartu kredit dan diharapkan inovasi kartu korporasi tersebut bisa menambah jumlah pemegang kartu kredit mereka. "Jumlah nasabah kita saat ini ada sekitar 8 juta dan yang dianggap layak memiliki kartu kredit adalah lima sampai enam juta nasabah," katanya. Dia mengatakan, pada tahun ini pihaknya menargetkan 20-30 persen dari total pendapatan Bank Mandiri disumbang dari bisnis kartu kredit. Pada semester I, tambahnya, volume penggunaan kartu kredit mencapai Rp2,6 triliun dengan Rp1,4 triliun diantaranya masih menjadi utang (outstanding loan). "Semester II kita berharap volume penggunaan mencapai Rp2,5 triliun- Rp3 triliun sehingga pada akhir tahun bisa mencapai Rp5 triliun - Rp6 triliun," katanya. Volume kredit bermasalah kartu kredit saat ini terjaga pada level 4 persen gross dan rasio kredit yang dihapus buku (write off) ada 5-6 persen. "Level ini sama dengan perbankan lainnya dimana ini tidak hapus lagi," katanya. Ditanya tentang komposisi pemegang kartu, Anwar menjelaskan, 860 ribu kartu kredit yang dikeluarkan bank Mandiri adalah Visa sedangkan 140 ribu adalah kartu Master. "Satu juta kartu ini adalah jumlah kartu yang diterbitkan sedangkan yang aktif digunakan sekitar 60 persennya. Pengertian aktif menurut kami adalah digunakan minimal 2-3 kali dalam sebulan," katanya. Menyinggung tentang penggunaan kartu chip (EMV) pihaknya sudah siap jika akan diterapkan pada 2009 seperti ketentuan BI. "Memang biaya yang disiapkan untuk penggantian kartu saat ini dengan kartu chip sekitar Rp15 miliar tapi karena itu merupakan ketentuan BI maka kami akan patuh," katanya. Jumlah mesin gesek (IDC) Bank Mandiri saat ini mencapai 21.500 mesin dengan target akhir tahun mencapai 25.000 mesin. Ditambahkannya pihaknya menyadari tujuan dari kartu chip itu untuk menghindari pemalsuan (fraud) karena negara-negara lain di Asia Tenggara telah menggunakan sistem ini. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007