"Pada peringatan Hari Batik Nasional, kita menggelar berbagai macam perlombaan dan juga festival topeng," kata Pengusaha Batik Trusmi Cirebon, Ibnu Riyanto di Cirebon, Senin.
Ibnu mengatakan festival topeng ini juga salah satu upayanya melestarikan seni asal Cirebon dan selain itu juga mengkombinasikan kedua ciri khas Cirebon.
Ia juga berharap dengan menggelar festival itu nantinya masyarakat lebih tertarik untuk berwisata ke Cirebon.
"Kita mengkombinasikan antara batik dan topeng dan tujuannya juga untuk mengingatkan masyarakat mengenai Hari Batik Nasional," ujarnya.
Dia mengatakan saat ini usaha batik sedang menurun, karena masyarakat sudah kembali lagi kurang tertarik terhadap batik.
Terbukti dengan banyaknya gerai batik yang berada di selain daerah Cirebon, menurun drastis pengunjungnya. Kondisi itu sangat berbeda apabila dibandingkan pada periode 2008-2011, ketika batik baru ditetapkan sebagai warisan Indonesia.
"Setelah ada klaim dari Malaysia, usaha batik sangat maju pesat yaitu di tahun 2008-2011, namun saat ini agak lesu," ujarnya.
Karena itu, lanjut Ibnu, ia ingin menggelorakan kembali rasa cinta masyarakat terhadap batik, salah satunya melalui festival itu.
Sementara itu Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa sangat mengapresiasi diselenggarakannya festival topeng untuk memperingati Hari Batik Nasional.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar kembali mencintai batik dengan cara membeli batik dan memakainya, agar semua komponen bisa merasakan manfaat batik.
"Mari kita beli batik dan dengan membeli batik kita mencintai dan memberikan daya beli masyarakat," katanya.
Untuk ASN Jabar, lanjut Iwa, saat ini sudah diwajibkan mengenakan batik selama dua hari kerja, ini salah satu bukti kongkrit Pemprov membantu para pengusaha dan perajin batik.
"Kita mewajibkan ke pegawainya menggunakan batik yaitu Kamis dan Jumat, ini bukti kongkrit Pemprov Jabar," katanya.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018