Ghazni, Afganistan (ANTARA News) - Taliban, Rabu, membebaskan tiga dari 19 orang Korea Selatan sanderanya dan menyatakan akan membebaskan lagi, saat kemelut sandera enam pekan di Afganistan itu mendekati penyelesaian. Gerakan pejuang Afganistan itu menyerahkan ketiga wanita sandera itu kepada tetua suku di luar kota Ghazni dan segera sesudahnya perempuan bercucuran airmata tersebut dijemput kendaraan Palang Merah. Lima sandera lain akan dibebaskan pada hari sama dan kelompok ketiga juga bakal bebas, kata komandan Taliban Qari Mohammad Bashir kepada kantor berita Prancis AFP. Wakil Palang Merah Dunia (ICRC) Craig Muller mengatakan bahwa saat pertama melihat, wanita itu tampak sehat secara lahiriah. Wanita itu memakai kerudung warna-warni dan tampak menangis. Mereka menutup muka saat masuk kendaraan Palang Merah. "Satu di antara mereka berbicara dengan ibu dan bapaknya lewat telepon," kata tetua suku Haji Mohammad Zahir, yang terlibat dalam perundingan untuk membebaskan wanita itu, kepada AFP, "Mereka baik-baik saja, tapi sangat letih." Pemerintah Korea Selatan memastikan Ahn Hye-Jin (31 tahun), Lee Jeung-Ran (33 tahun), dan Han Ji-Young (34 tahun) sudah dibebaskan. Wanita merupakan bagian dari 23 pekerja bantuan Kristen, yang diculik pejuang Taliban pada 19 Juli. Dua pria sandera dihukum mati penculik mereka dan dua wanita sandera dibebaskan awal bulan ini. Kedutaan Besar Korea Selatan menyatakan sandera bebas itu akan dibawa ke tempat aman dan diterbangkan pulang secepatnya. Pembebasan itu terjadi sehari sesudah Taliban mengumumkan akan membebaskan semua sandera di tengah janji Korea Selatan menarik tentaranya dari Afganistan dan melarang kelompok dakwah agama datang ke negara terkoyak perang tersebut. Di antara dugaan apakah ada tebusan, baik Taliban maupun pemerintah Korea Selatan membantah terjadi kesepakatan rahasia. "Saya dengan keras menyangkal itu. Tidak benar bahwa uang terlibat," kata komandan Taliban Bashir. Penyandera hari Selasa menyatakan memerlukan beberapa hari untuk membebaskan semua tawanan, karena mereka berada di daerah berbeda. Berita kesepakatan itu memicu air mata lega keluarga mereka, yang menonton dan berdoa bagi keselamatan mereka sejak mereka diculik dari bus dari ibukota Afganistan, Kabul, ke kota Kandahar, Afganistan selatan. "Saya sangat bahagia. Saya ingin melihat dan memeluk mereka erat-erat," kata Seo Jeung-Bae (57 tahun), yang putera dan puterinya termasuk yang diculik. "Saya tidak ragu sedikit pun bahwa Taliban akan mengembalikan anak saya suatu hari, karena Taliban juga manusia dan mempunyai keluarga," katanya kepada AFP di gereja di pinggiran kota Seoul, ibukota Korea Selatan, tempat kelompok Kristen itu berkantor. Pemerintah Korea Selatan berjanji mengeluarkan 200 tentaranya dari satuan kesehatan dan zeni dari Afganistan menjelang akhir tahun ini, seperti yang sudah direncanakannya. Taliban membunuh dua sandera tersebut untuk menekankan tuntutan mereka bagi pembebasan pejuang terpenjara, tapi pemerintah Afgan menolak pertukaran seperti itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007