Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 18 negara sahabat menawarkan bantuan penanganan bencana gempa bumi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah yang telah menewaskan 844 orang dan meluluhlantakkan bangunan di wilayah itu.

"Sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan untuk membantu bencana di Palu," kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, saat jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Senin.

Ke-18 negara itu, diantaranya, Amerika Serikat, Perancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hongaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korsel, Arab Saudi, Qatar, New Zealand, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan China. Termasuk tawaran bantuan organisasi internasional, UNDP.

Wiranto mengatakan, keputusan untuk menerima bantuan internasional merupakan suatu keterbukaan bahwa Indonesia sudah menjalin persahabatan dan kerja sama dengan banyak negara.

"Bahkan, kunjungan Presiden Jokowi ke negara-negara sahabat itu dalam rangka menjalin hubungan yang erat, baik bilateral maupun multilateral. Di sanalah terjadi hubungan yang saling menguntungkan dan saling membantu, sehingga pada saat tawaran-tawaran dari negara sahabat untuk membantu penanganan bencana di Palu sudah begitu banyak, maka tentu kita mengapresiasi bantuan tersebut," kata mantan panglima TNI ini.

Menurut dia, bantuan yang akan diberikan okeh negara-negara sahabat untuk penanganan bencana gempa di Palu dan Donggala itu merupakan buah kunjungan presiden ke beberapa negara.

"Kemudian membuahkan suatu perasaan partisipasi dan solidaritas antar negara. Ini tentu tidak bisa ditolak, maka sudah banyak negara yang menawarkan," ujarnya.

Pertimbangan lain Indonesia menerima bantuan dari intersional, tambah purnawirawan jenderal bintang empat ini, Indonesia seringkali memberikan bantuan kepada negara-negara yang terkena musibah, seperti bantuan bencana di Bangladesh, gempa di Nepal, dan bantuan di Somalia saat mengalami kekeringan.

"Artinya soal bantu membantu merupakan tradisi internasional yang patut kita apresiasi. Maka kita putuskan menerima bantuan dari internasional," ucapnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018