Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore turun jauh di atas level Rp9.400 per dolar AS, karena pelaku lokal makin memburu dolar AS ketimbang membeli rupiah.
Nilai tukar rupiah merosot menjadi Rp9.420/9.425 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.405/9.410 per dolar AS atau melemah 15 poin.
Pengamat pasar uang, Farial Anwar di Jakarta, mengatakan, tekanan terhadap rupiah pada sore ini agak berkurang, namun rupiah masih terpuruk hingga di atas level Rp9.400 per dolar AS.
Berkurangnya tekanan itu kemungkinan Bank Indonesia (BI) masuk pasar dengan melepas cadangannya untuk mengurangi tekanan negatif pasar, katanya.
BI, menurut dia, hanya bisa mengurangi tekanan pasar global, karena sejumlah bank sentral juga telah mengeluarkan dana besar untuk menahan gejolak pasar uang global namun sampai saat ini masih belum mereda.
"Kami memperkirakan rupiah pada hari berikut akan masih tertekan, karena selain di internal belum muncul isu positif pasar, sedangkan eksternal tekanan negatif belum mereda," ucapnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, para pelaku lokal terus memburu dolar AS, meski mata uang asing itu melemah terhadap yen yang juga menguat terhadap 16 jenis mata uang utama Asia.
Yen mendapat angin segar dari kasus Subprime Mortgage yang terus menguat hingga mencapai 114 per dolar AS, katanya.
Ia mengatakan, kondisi pasar uang global makin memburuk. Ini semua di luar dugaan yang semula diperkirakan akan kembali normal dengan cepat ternyata semakin sulit di atasi.
Ditanya mengenai dolar AS, menurut dia, dolar melemah 0,2 persen terhadap yen menjadi 114 dan euro turun 0,3 persen jadi 154,74 dan euro terhadap yen merosot 0,2 persen jadi 1,3575.
"BI diperkirakan akan kembali melepas cadangan devisa untuk menahan rupiah yang cenderung tertekan akibat pengaruh pasar uang global," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007