Baghdad (ANTARA News) - Pasukan militer Amerika Serikat (AS) merazia sebuah hotel di Baghdad dan menahan tujuh warga Iran, kata para pejabat setempat, Rabu, dalam suatu tindakan yang tampaknya akan mempertegang hubungan antara Teheran dan Washington. Seorang diplomat pada misi Teheran di Baghdad mengatakan, ketujuh orang yang tidak dijelaskan identitasnya, telah ditahan oleh tentara AS, Selasa, dari Hotel Sheraton di pusat kota Baghdad. Mereka dibebaskan Rabu pagi dan dibawa ke kantor Perdana Menteri (PM), Nuri al-Maliki, katanya. "Tujuh warga Iran itu dibebaskan pagi ini," kata Yassin Majid, penasehat media kantor PM Irak. BBC menunjukkan rekaman video ketujuh warga Iran yang ditutup mata mereka dan diborgol itu dibawa dari Hotel Sheraton, dan mengenali mereka sebagai para pakar Iran yang membantu pembangunan kembali pusat pembangkit tenaga listrik di Irak. Penahanan terjadi beberapa jam setelah Presiden AS, George W. Bush, mencap Teheran sebagai negara terkemuka di dunia sponsor terorisme, dan dituduh mendukung gerakan Hamas, Hizbullah, Jihad Islam dan pejuang-pejuang Syi`ah yang membunuh tentara-tentara AS di Irak. Seorang karyawan pada Hotel Sheraton mengatakan, ketujuh warga Iran itu termasuk seorang wanita yang ditahan ketika mereka sedang makan malam. "Pada sekitar pukul 08:00 kemarin sekelompok tentara AS memasuki hotel, sedangkan kelompok yang lain menunggu di luar pintu masuk," katanya kepada AFP. "Tentara AS itu pergi ke lantai tiga dan lima hotel di mana warga Iran itu berada. Pada saat itu, orang-orang Iran itu sedang melakukan santap malam di sebuah restoran bersama dengan pengawal-pengawal mereka yang berkebangsaan Irak," katanya. Beberapa tentara memasuki restoran dan meminta orang-orang Iran itu ke lobi. Tentara-tentara tersebut pergi ke kamar dan kemudian ke lobi dengan membawa beberapa tas plastik berisi barang-barang yang tidak diketahui apa jenisnya, katanya. "Lalu, tentara-tentara itu menutup mata orang-orang Iran tersebut dan membawa mereka bersama dengan para pengawal mereka," tambahnya. Dia mengatakan, saat melakukan operasi tidak ada sesuatu yang terganggu. "Juga tidak ada kesulitan. Segalanya berlangsung sangat cepat," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007