"Saya lakukan survei saat ke daerah-daerah dan bertanya siapa calon presiden yang dipilih," ujarnya usai memberi sambutan pada pelantikan pengurus DPW Asosiasi Pengusaha Bumi Putera Nusantara Indonesia (Asprindo) Jatim di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, survei yang dilakukannya secara spontan di lapangan lebih akurat dibandingkan lembaga survei, terlebih jika sudah berpihak atau berdasarkan kepentingan politik tertentu.
"Saya survei langsung di lapangan, kebetulan saya sering keliling Indonesia. Hampir semua profesi sudah saya tanya, dari sopir taksi, pedagang, pelayan toko, satpam, buruh, ibu rumah tangga sampai wartawan," ucapnya.
Berdasarkan survei yang dilakukannya sendiri itu, Jokowi yang pada pilpres mendatang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin tersebut meraih 40 persen suara, kemudian Prabowo Subianto yang maju bersama Sandiaga Uno mendapat 30 persen suara.
Sedangkan, 30 persen suara lainnya belum menentukan pilihan atau kerap disebut massa mengambang.
Karena itulah, kata dia, jika pasangan Prabowo-Sandiaga mampu merangkul atau menggandeng mereka yang belum menentukan pilihan maka diprediksinya bisa membalikkan hasil dan memenangkan pilpres tahun depan.
"Apalagi jika Jokowi tidak mengoreksi menteri-menteri di kabinet yang dianggap kerap melakukan blunder politik," ucap mantan Menteri Koordinator Kemaritiman tersebut.
Pemilihan Presiden yang diselenggarakan pada 17 April 2019 diikuti dua pasangan calon, yaitu Jokowi-KH Ma`ruf Amin di nomor urut 01, kemudian Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018