Mei tahun depan adalah tenggat terkini, yang diberikan penguasa Prayuth, untuk pemilihan umum. Penentangnya mengharapkan pemilihan itu mengembalikan Thailand ke pemerintahan warga sesudah lebih dari empat tahun pemerintahan militer. Penguasa itu berulang kali memperpanjang tenggat tersebut.
Partai Palang Pracharat, yang namanya menggemakan kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial pemerintahan tentara, akan dipimpin Menteri Perindustrian Uttama Savanayana, yang bertekad membantu mengatasi perpecahan politik Thailand, demikian Reuters melaporkan.
"Kami sudah membuang waktu dan kesempatan untuk mengembangkan negara," kata Uttama kepada wartawan dan anggota partai saat peluncuran itu, mengacu pada sengketa politik satu dasawarsa antara pendukung perdana menteri terguling Thaksin dan Yingluck Shinawatra dengan lembaga kerajaan pendukung tentara.
Baca juga: Raja Thailand tandatangani UUD menuju pemilihan umum
Baca juga: Militer Thailand mulai rombak sistem pemilu
Pengumuman itu datang beberapa hari sesudah Prayuth menyatakan tertarik pada politik. Keempat menteri itu adalah anggota pertama kabinet Prayuth membentuk partai politik, yang diduga untuk mendukung perannya dalam pemilihan mendatang. Seperti Prayuth, para menteri itu mengatakan tidak akan mundur dari jabatan mereka saat ini.
Menteri Perdagangan Sontirat Sontijirawong, sekretaris jenderal partai itu, menyatakan Palang Pracharat bukan tentang memperpanjang kekuasaan tentara karena tidak berkaitan dengan tentara dan tidak mempunyai anggota tentara.
Saat ditanyakan apakah partai itu akan mendukung Prayuth tetap sebagai perdana menteri, Sontirat mengatakan, "Kami masih belum tahu bagaimana ia akan memutuskan dan partai mana akan ia ikuti. Kami harus menunggu mendengar lebih banyak darinya."
"Kami akan memilih orang terbaik untuk negara ini," tambahnya.
Pendiri lain partai tersebut termasuk Menteri Sains dan Teknologi Suvit Maesincee dan Kobsak Pootrakool, menteri pada kantor perdana menteri.
Editor: Boyke Soekapdjo
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018