Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibebaskan dari praktek pungutan liar (pungli) karena dapat mengganggu nama baik bandara yang tengah diupayakan menjadi bandara terbaik dan berkelas di dunia. "Bebaskan Bandara dari praktek-praktek yang mengganggu penumpang, termasuk pungli yang tidak semestinya terjadi," kata Presiden ketika meresmikan Patung Proklamasi Soekarno-Hatta di pintu gerbang masuk Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Rabu. Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono itu mengatakan, dalam perjalanan ke lokasi peresmian, ada unjuk rasa yang isinya menyangkut dugaan adanya pungli dan KKN di Terminal III Bandara Soekarno-Hatta. "Pimpinan Angkasa Pura II tolong dicek, terima pengunjuk rasa. Kalau (pungli dan KKN) itu betul tolong perbaiki, sebab itu tidak semestinya terjadi, mengganggu nama baik bandara yang sedang kita bangun," katanya. Presiden juga meminta pimpinan PT Angkasa Pura II, Menhub Jusman Syafi`i Djamal dan semua pihak terkait untuk betul-betul mengelola, membangun, dan mengembangkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta agar menjadi bandara kelas dunia (world class airport). "Yang kedua, jadikan bandara (Soekarno-Hatta) ini menjadi yang terbaik di Indonesia. Predikat terbaik tidak mudah tapi kalau semua pengelola bertekad ingin menjadikan `the best airport in Indonesia` dan `world class airport`, semua itu akan bisa kita wujudkan," katanya. Presiden juga berpesan agar pengamanan bandara dengan seluruh kawasannya ditingkatkan. Demikian pula dengan pelayanan, kenyamanan, dan kemudahannya, agar Bandara Soekarno Hatta bisa berkompetisi dengan bandara mana pun di dunia. "Tirulah yang baik-baik dari Bandara di negara lain tetapi dengan karakter Indonesia, tampilkan produk budaya Indonesia," katanya. Karena itu, Presiden Yudhoyono menyatakan dukungannya terhadap upaya PT Angkasa Pura II untuk mengembangkan infrastruktur dan fasilitas Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Menanggapi laporan adanya pungli di Terminal III Bandara Soekarno-Hatta, Dirut PT Angkasa Pura II Edie Haryoto mengatakan pihaknya sama sekali bukan pengelola "terminal III" yang dikatakan Presiden Yudhoyono itu. Menurut dia, yang selama ini dikatakan "Terminal III" dan digunakan bagi para tenega kerja Indonesia (TKI) bukanlah terminal. "Itu hanya istilah saja. Yang mengurus di sini bukan kami, Angkasa Pura hanya menyediakan gedung dan tidak ikut mengelola. Yang mengurus adalah pihak Depnaker, PJTKI dan BNP2TKI," katanya. Sedangkan Terminal III, lanjutnya, justru baru akan dibangun oleh PT Angkasa Pura II untuk penumpang biasa untuk memperluas pelayanan terhadap penumpang. Sementara untuk para TKI, pihak Depnaker juga sudah membangun gedung sendiri yang masih berada di lingkungan Bandara. Terkait masalah pungli, Dirut Angkasa Pura II mengharapkan agar pihak-pihak terkait yang ikut berada di Bandara, seperti administrator Bandara, Polres Bandara, Imigrasi dan Bea Cukai, juga membantu melakukan kontrol terhadap dugaan adanya pungli dan KKN. "Mungkin bukan hanya Angkasa Pura II sendiri, itu yang paling penting," katanya. Nampak hadir dalam peresmian Patung Soekarno-Hatta tersebut, sejumlah pejabat negara antara lain Menhub Jusman Syafi`i Djamal, Menneg BUMN Sofjan Djalil, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menbudpar Jero Wacik, Menneg LH Rachmat Witoelar, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, dan Seskab Sudi Silalahi. Dari keluarga Proklamator Ir Soekarno, nampak hadir putera-puteri almarhum Bung Karno, yakni Guntur Soekarnoputra, Sukmawati Soekarnoputri dan Rahmawati Soekarnoputri. Sedangkan dari pihak keluarga Proklamator Mohammad Hatta, nampak hadir Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta yang juga puteri Bung Hatta beserta suaminya, Sri Edy Swasono. Selain itu, terlihat hadir pula mantan Wapres Try Sutrisno, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan Wakil Gubernur Banten.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007