Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta, Aldi Karmawan, menilai penghentian Liga 1 Indonesia 2018 menyusul kasus kematian suporter Persija, Haringga Sirila, kurang tepat.
Menurut dia, keputusan PSSI pusat itu berdampak tidak hanya pada klub yang terlibat, tetapi juga bagi tim-tim yang tidak memiliki permasalahan.
"Seharusnya PSSI Pusat melanjutkan Liga 1 tetap berjalan, dengan memberikan sanksi tegas kepada klub yang bersangkutan, yang suporternya terlibat atas kejadian meninggalnya Haringga Sirla," kata Aldi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Keputusan itu dinilai akan sangat berdampak terhadap kinerja seluruh tim Liga 1, bahkan menimbulkan efek domino hingga ke berbagai industri yang terkait dengan sepak bola di Indonesia.
"Seperti kita ketahui sebuah klub bertanggung jawab atas pemain, pelatih dan suporternya, dan termasuk para sponsor yang telah berinvestasi di jersey masing-masing klub Liga 1," ujarnya.
Baca juga: PSSI hentikan Liga 1 hingga waktu yang tak ditentukan
Baca juga: Enam hasil pertemuan khusus PSSI terkait kematian Haringga
Kendati demikian, Aldi menegaskan bahwa kasus kematian Haringga harus menjadi momentum bagi PSSI untuk membenahi permasalahan suporter, bukan saja di Liga 1 tetapi juga di seluruh liga sepak bola di Indonesia.
"Saya harap PSSI Pusat dalam hal ini dapat mempertimbangkan keputusannya. Jadi ini adalah momentumnya untuk segera memperbaiki," kata Aldi.
"Seharusnya sepak bola dijadikan sebagai alat pemersatu bukan sebaliknya untuk memecah anak bangsa," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Pelatih Borneo FC nilai keputusan PSSI masuk akal
Baca juga: Ketum PSSI tak keberatan aktivitas sepak bola dibubarkan, asal...
Baca juga: PSSI minta pemerintah ikut turun tangan bina suporter sepak bola
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018