Bandung (ANTARA News) - Kota Palu dan Kabupaten Donggala di Sulawesi Tengah masuk dalam zona merah dalam peta rawan bencana gempa bumi menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Di peta rawan bencana gempa bumi termasuk dalam zona merah. Zona merah artinya rawan bencana gempa bumi tinggi," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Sri Hidayati di Bandung, Sabtu.
Sri mengatakan potensi intensitas guncangan akibat gempa bumi di wilayah tersebut dapat mencapai lebih dari VIII MMI, di mana getaran gempa menimbulkan kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat; dan retak-retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik; serta lepasnya dinding dari rangka rumah dan robonya cerobong asap pabrik dan monumen-monumen.
Ia menjelaskan bahwa gempa bumi dengan magnitudo 7,4 yang mengguncang Palu dan Donggala dipicu oleh aktivitas patahan Palu-Koro, yang memanjang dari sebelah barat Donggala sampai Teluk Palu
"Patahan Palu Koro itu juga memang patahan aktif," katanya.
Ia berharap gempa di Donggala tak seperti yang mengguncang Pulau Lombok, diikuti ratusan gempa susulan dengan kekuatan cukup besar sehingga menimbulkan banyak kerusakan dan korban jiwa.
Namun dia meminta masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah setempat.
"Kita hidup di Indonesia sadar pada posisi tectonic setting. Ada tiga lempeng aktif dunia, Indonesia harus siap itu. Kita tidak tahu kapan gempa dan tsunami, kita sendiri yang harus siap," katanya.
PVMBG telah mengirimkan tim untuk melakukan pemetaan geologi pascagempa di Donggala. Mereka akan mengumpulkan berbagai informasi, termasuk memetakan kerusakan.
"Berdasarkan informasi terakhir dari BMKG kan besar di atas 7,4 Magnitude. Artinya akan banyak kerusakan. Mungkin ada retakan, tim akan petakan," kata dia.
Selain itu, mereka juga akan memetakan besaran tsunami yang menerjang Kota Palu. PVMBG memerlukan data untuk mengetahui limpasan airnya.
"Akan memetakan sampai sejauh mana tsunami melampar (melimpas) ke darat. Akan jadi remodeling dari peta (tsunami) yang pernah kami buat sebelumnya," katanya.
Baca juga: BMKG: tsunami 1,5 meter terpantau di Palu
Baca juga: Pemerintah segera mendata kerusakan akibat gempa Donggala
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018