“Kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat kali ini memang sudah diprediksi dan begitupun BI Rate yang langsung dinaikkan menjadi 5,75 persen,” kata Wakil Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Sukamdani, melalui pesan singkat, di Jakarta, Sabtu.
Untuk itu, lanjut Shinta, beberapa pelaku usaha dalam mengenakan harga barangnya untuk stok baru sudah menetapkan harga dengan menghitung potensi kenaikan ini untuk beberapa bulan ke depan.
Selanjutnya, dengan outlook kebijakan the fed yang mungkin masih naik dengan resiko yang tidak setinggi sebelumnya, pengusaha berharap pemerintah responsif dan tidak mengeluarkan kebijakan yang kontraproduktif.
“Apalagi kondisi kita saat ini sebenarnya cukup kuat,” ungkap Shinta.
Menurut Shinta, risiko terbesar datang dari pelemahan rupiah karena sentimen pasar. “Pelemahan akan ada, tetapi saya yakin tidak akan sebesar dua bulan ini karena pemerintah dan pengusaha sudah lebih siap,” ujarnya.
Banyak dari pengusaha juga sudah melakukan hedging untuk utang mereka dan mengatur stok secara lebih cermat untuk meminimalisasi resiko.
“Strategi lain seperti efisiensi saya lihat tidak akan terlalu ekstrim karena daya beli masih di dalam kisaran yang aman,” pungkas Shinta.
Jadi secara umum, tambah Shinta, dampak dari kenaikan Fed dan BI rate ini tidak akan terlalu besar.
Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018