Kupang (ANTARA News) - Uni Timor Aswain (Untas) - wadah persatuan untuk orang Timor lester yang ada di Indonesia, menyerukan kepada para elit politik untuk menghentikan kekerasan yang terus melanda negara itu dan menciptakan suasana kedamaian di Timor Leste. Sekretaris Jenderal DPP Untas, Ir. Filomeno J. Hornay, M.Agr.Sc, Rabu, mengatakan semua hal bisa dipecahkan, jika semua elemen negeri itu duduk dan berunding dengan mengedepankan kepentingan rakyat di atas segala-galanya dan menyisihkan kepentingan kelompok atau golongan. Menurut dia, kekerasan yang terus berkecamuk di negara yang baru memisahkan diri dari Negara Kesatuan RI melalui referendum pada 1999 itu, justru akan menambah beban kesengsaraan bagi rakyat kecil yang sedang dilanda kesulitan di berbagai bidang kehidupan. "Kekerasan hanya akan membawa kesengsaraan bagi rakyat Timor Leste ke arah yang lebih buruk. Sebagai sesama saudara, harus bisa duduk bersama untuk berunding dan memecahkan setiap masalah dalam negeri, tidak dengan cara membiarkan pendukung masing-masing mengambil tindakan kekerasan," katanya. Dikatakannya sudah saatnya para elit politik memandang ke arah yang lebih jauh dan memikirkan masa depan rakyat dan negara Timor Leste ke arah yang lebih baik. Ini untuk membuktikan kepada dunia bahwa pilihan memisahkan diri dari NKRI adalah bagian dari upaya meretas jalan menuju kemakmuran. Filomeno juga meminta seluruh rakyat Timor Leste agar mewaspadai kemungkinan skenario menjadikan Timor Leste sebagai `proyek` militer para penguasa negara-negara maju untuk mengirim pasukannya ke Timor Leste dengan mengadu domba rakyat. Seluruh komponen negeri itu harus menunjukkan kepada dunia, bahwa rakyat Timor Leste bisa bersatu untuk membangun negaranya sendiri tanpa harus bergantung sepenuhnya secara terus menerus pada belas kasihan bantuan dari dunia luar. Ini hanya bisa terwujud, jika semua elemen masyarakat di negara itu bersatu, bergandengan tangan, dan bahu membahu untuk bekerja keras dalam suasana yang penuh kedamaian, katanya. "Sebagai orang yang lahir dan di besarkan di Timor Leste, kami merasa sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi dewasa ini. Rakyat harus mengungsi dari rumah-rumah mereka dan mereka harus menjalani penderitaan dengan tetap menggantungkan hidup mereka pada bantuan," katanya. Semua yang terjadi saat ini harus segera diakhiri. Hentikan kekerasan, kembalikan mereka dari kamp-kamp pengungsian ke rumah-rumah mereka, biarkan mereka berusaha dengan cara mereka untuk menghidupi diri dan keluarga dalam suasana kehidupan yang penuh kekeluargaan, katanya. Para elit politik sebaiknya memberi kesempatan kepada mantan Presiden Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao selama satu atau dua tahun untuk mengendalikan pemerintahan Timor Leste. "Kami sendiri meragukan kredibilitas Xanana untuk melakukan perubahan signifikan di Timor Leste setelah dilantik menjadi Perdana Menteri Timor Leste, tetapi mari kita hormati keputusan yang sudah diambil dan memberi kesempatan kepada Xanana untuk melakukan sesuatu yang mungkin lebih bermanfaat bagi rakyat dan negara Timor Leste," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007