Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 8,8 dolar AS atau 0,74 persen, menjadi ditutup pada 1.196,2 dolar AS per ounce.
Namun, kenaikan emas lebih lanjut tertahan oleh berlanjutnya penguatan dolar AS. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya, naik 0,1 persen menjadi 95,04 pada pukul 19.30 GMT.
Emas biasanya bergerak ke arah yang berlawanan dengan dolar AS, yang berarti jika dolar menguat maka emas berjangka akan turun, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Sebelumnya, kontrak berjangka emas telah turun selama dua hari beruntun, tertekan dolar AS yang bergerak lebih tinggi karena para investor mengantisipasi keputusan Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya.
The Fed pada Rabu (26/9) menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek sebesar seperempat persentase poin atau 25 basis poin ke kisaran 2,00 persen hingga 2,25 persen, merupakan kenaikan suku bunga ketiga tahun ini dan langkah kedelapan sejak akhir 2015.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember bertambah 42,2 sen AS atau 2,95 persen, menjadi menetap di 14,712 dolar AS per ounce.
Platinum untuk penyerahan Januari 2019 naik 7,7 dolar AS atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 822,4 dolar AS per ounce. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga: Dolar menguat lagi didukung data positif ekonomi AS
Baca juga: Rupiah berpeluang lanjutkan pelemahan di tengah penguatan dolar
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018