Jakarta, 28/9 (ANTARA News) - Badan Geologi Kementerian ESDM segera mengirimkan tim tanggap darurat ke lokasi bencana gempa bumi berkuatan 7,7 skala Richter di Donggala, Sulawesi Tengah.
Siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM di Jakarta, Juma,t menyebutkan wilayah di sekitar pusat gempa bumi pada umumnya disusun oleh batuan berumur pratersier, tersier, dan kuarter.
Batuan berumur pratersier dan tersier tersebut sebagian telah mengalami pelapukan, sebut rilis.
Batuan berumur pratersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan dan endapan kuarter tersebut pada umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated), dan bersifat memperkuat efek goncangan gempa bumi, sehingga rawan terhadap goncangan gempa bumi.
Sementara, berdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempa bumi, maka kejadian tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona sesar Palu-Koro yang berarah barat laut dan tenggara.
Badan Geologi mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat.
Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Masyarakat juga diminta tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, meski energinya lebih kecil dari kejadian gempa bumi utama.
Gempa bumi utama dengan kekuatan 7,7 SR terjadi Jumat pukul 17.02 WIB dengan episenter pada koordinat 119,85 derajat Bujur Timur dan 0,18 derajat Lintang Selatan dan kedalaman 10 km, yang diawali dengan kejadian gempa bumi awal dan diikuti oleh serangkaian kejadian gempa bumi susulan di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.
Laporan sementara, kejadian gempa bumi tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka, dan kerusakan bangunan di Kecamatan Sinreja, Kabupaten Donggala.
Berdasarkan data BMKG goncangan gempa bumi terasa di Donggala pada skala VIII MMI (modified Mercalli intensity).
Kejadian gempa bumi ini berpotensi menimbulkan tsunami, namun peringatan dini tsunami telah dicabut BMKG.***4***
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018