Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia meluncurkan proyek jaringan infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring sejak 2016 lalu, dengan misi seluruh wilayah di Indonesia akan terhubung dengan internet cepat.
Kementerian Komunikasi melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) megupayakan proyek ini dapat memeratakan akses telekomunikasi hingga daerah tertinggal, terdepan dan terluar, lazim disebut sebagai 3T. Palapa Ring juga diharapkan dapat membuat tarif internet satu harga untuk semua wilayah di Indonesia
Proyek bernilai investasi sekitar Rp5,13 triliun ini, seperti dimuat di laman KPPIP, berupa pembangunan kabel serat optik di seluruh Indonesia, menjangkau 440 kabupaten/kota. Total panjang kabel dalam proyek Palapa Ring sekitar 13.000 kilometer di darat dan laut.
Rencana besar Palapa Ring berupa infrastruktur mengitari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua, juga delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengitari Indonesia di darat dan laut.
Kominfo dan BAKTI membagi sebaran infrastruktur Palapa Ring dalam tiga bagian berdasarkan letak geografis. Paket Barat, yang telah selesai pada Maret 2018, menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan darat 545 kilometer.
Paket Tengah untuk Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, mencakup 1.706 kilometer jaringan laut dan 1.289 jaringan darat. Paket Timur dirancang untuk NTT, Maluku, Papua Barat dan pedalaman Papua, proyek ini akan membentangkan kabel serat optik sepanjang 4.426 kilometer di laut dan 2.542 kilometer di darat.
Proyek ini mengintegrasikan jaringan yang sudah ada (existing network) dengan jaringan baru (new network) di Indoesia Timur.
Baca juga: Seluruh Indonesia terkoneksi internet cepat sebelum 2024
Apa manfaat Palapa Ring?
Daerah 3T menjadi momok bagi operator seluler karena mereka harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk membangun infrastruktur di sana. Melalui Palapa Ring, pemerintah berupaya menghadirkan infrastruktur tulang punggung jaringan telekomunikasi pita lebar (broadband).
Palapa Ring diyakini mampu membantu penyedia layanan seluler dalam penggunaan dana, yang semula disediakan untuk membangun backbone atau tulang punggung dapat dialihkan untuk memperluas akses.
Ilustrasi penggunaannya, operator dapat menarik kabel dari landing station Palapa Ring ke base transceiver station (BTS).
Pemerintah juga akan menyediakan subsidi bagi operator yang akan memakai kabel serat optik Palapa Ring, untuk mendorong operator yang belum masuk ke wilayah-wilayah cakupan proyek ini.
Keuntungan pembangunan Palapa Ring tidak hanya dirasakan oleh operator seluler, tapi berlaku juga bagi masyarakat, mereka bisa mendapatkan akses ke interet. Pulau Natuna, salah satu wilayah yang masuk ke Palapa Ring Paket Barat, kini mendapatkan jaringan 4G.
Palapa Ring dibangun untuk menjawab masalah kesenjangan akses telekomunikasi, termasuk internet. Sejumlah daerah memiliki tarif internet yang lebih tinggi daripada Jakarta, namun, kecepatan akses belum tentu sama.
Pembangunan infrastruktur jaringan ini diharapkan dapat membuat daerah memiliki akses yang sama terhadap telekomunikasi, begitu juga dengan tarifnya.
Baca juga: Facebook sambut baik Palapa Ring untuk pemerataan internet
Kapan Palapa Ring selesai?
Saat ini, Paket Barat Palapa Ring sudah selesai dan dapat beroperasi per Maret 2018, pemerintah mengharapkan operator seluler segera memanfaatkan jaringan kabel serat optik untuk memperluas jaringan mereka hingga ke pedesaan.
Kominfo menjanjikan kemudahan perizinan dan keringanan biaya sewa untuk operator yang akan memakai Palapa Ring Paket Barat.
Palapa Ring Paket Tengah ditargetkan selesai September ini, sementara Paket Timur pada 2019.
Pemerintah menargetkan pada 2019 seluruh wilayah di Indonesia, terutama kabupaten/kota terhubung dengan internet pita lebar.
Baca juga: Kemenkominfo: 2019 semua daerah miliki akses telekomunikasi
Baca juga: Menkominfo: Akhir 2019 Palapa Ring rampung
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018