Jakarta (ANTARA News) - Sepanjang 51 tahun saham mayoritas Freeport dimiliki oleh Freeport McMoran Inc (Amerika) dan Indonesia hanya memiliki saham 9 persen.
Dengan negosiasi yang gigih selama 1,5 tahun, pada hari Kamis (27/9) Freeport kembali dimiliki oleh Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas.
Selama 1,5 tahun pemerintah Indonesia bukan menghadapi jalan mulus tetapi jalan berliku melakukan negosiasi dengan Freeport McMoran.
Sekarang Indonesia melalui holding BUMN Industri Pertambangan, yaitu PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau PT Inalum memiliki saham mayoritas di PT Freeport Indonesia (FI) sejumlah 51 persen setelah selama ini kita hanya memiliki PT FI sebesar 9 persen.
Manfaat langsung yang akan diterima oleh Indonesia nantinya mencapai lebih dari 113,8 miliar dollar AS atau setara Rp 1.600 triliun.
Setelah kembalinya Freeport ke Ibu Pertiwi, keuntungan dari kekayaan alam kita ini nantinya akan digunakan tidak hanya untuk kesejahteraan rakyat Papua, tetapi juga seluruh Rakyat Indonesia.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa saham Freeport kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi yang sebesar-besarnya digunakan bagi kemakmuran rakyat.
Saat Freeport dengan resmi kembali ke Indonesia, netizen langsung beramai ramai merespon positif dengan cuitan yang menciptakan tiga trending topik sekaligus, yaitu #FreeportUntukIndonesia #InalumFreeport51 dan #SahFreeport51
Pada hari yang sama, Presiden Joko Widodo menikmati suasana Malioboro Yogyakarta bersama Ibu Negara Iriana.
Presiden Jokowi menaiki andong pada pukul 20.30 WIB.
Setelah itu, andong yang ditarik kuda berwarna putih dan dikendalikan oleh kusir yang memakai surban (pakaian khas Yogyakarta) berwarna biru, berjalan perlahan menyusuri Jalan Malioboro.
Setelah itu, andong yang ditarik kuda berwarna putih dan dikendalikan oleh kusir yang memakai surban (pakaian khas Yogyakarta) berwarna biru, berjalan perlahan menyusuri Jalan Malioboro.
Sebelum menaiki andong, Presiden dan Ibu Iriana sempat menyambangi toko mainan dan membeli beberapa mainan untuk cucunya.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018