Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad mengatakan pertumbuhan kredit per Agustus 2007 (yoy) mencapai lebih dari 20 persen karena adanya realisasi dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). "Pertumbuhannya (kredit) dua puluh sekian persen, di atas dua puluh persen," katanya seusai Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan pertumbuhan kredit biasanya lebih besar pada semester dua karena realisasi APBD dan APBN yang mulai berjalan. Untuk itu, ia mengatakan pihaknya optimis pertumbuhan kredit untuk tahun ini mencapai 21-22 persen sesuai dengan rencana bisnis bank. Menurut dia saat ini kredit tumbuh rata-rata 20-25 triliun, meski hal ini tidak sebesar bulan Juni yang mencapai Rp36 triliun. Sementara itu ia mengatakan meski masih sedikit hambatan berupa tingkat bunga yang masih dianggap tinggi dan belum menyesuaikan dengan BI Rate yang terus turun, namun intermediasi perbankan masih tetap berjalan. Tingginya suku bunga tersebut karena biaya dana (cost of fund), target margin keuntungan (profit margin) dan biaya operasional (overhead cost) diperkirakan masih tinggi. Untuk itu, pihaknya menghimbau agar perbankan menurun suku bunga kredit. Ia menambahkan rata-rata suku bunga kredit bank saat ini berada dikisaran rata-rata 9,6-13,8 persen. Namun menurut dia, tingkat suku bunga dapat di tekan bila persaingan bisnis perbankan makin kompetitif sehingga intermediasi perbankan pun semakin membaik. "Saya akui, tingkat suku bunga simpanan dan kredit sudah turun. Namun, tidak sebesar yang diharapkan dan BI sudah mensosialisasikan hambatan ini kepada perbankan," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007