Target nasional pelatihan vokasi mencapai 1,4 juta orang. Bahkan, Presiden juga mengarahkan untuk membangun 1.000 BLK Komunitas di tahun 2019,.“
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengatakan tantangan ekonomi di era disrupsi industri 4.0 semakin besar namun berinvestasi di Indonesia akan tetap menguntungkan bagi semua pihak di masa mendatang.
“Saya pastikan berinvestasi di Indonesia akan membawa keuntungan bagi kita semua pada masa-masa yang akan datang,“ ujar Hanif Dhakiri melalui siaran pers, Jakarta, Kamis saat menjadi pembicara pada US-Indonesia Investment Summit 2018.
Hanif mengatakan pemerintah akan terus memberikan perhatian secara serius terhadap iklim investasi yang kondusif, termasuk menjaga iklim ketenagakerjaan yang stabil dan semakin kondusif bagi investor.
“Adanya kepastian pengupahan, jaminan sosial, hubungan industrial yang baik serta perubahan paradigma Mayday yang makin kondusif akan mampu menarik investasi masuk ke Indonesia,” kata Hanif.
Hanif Dhakiri mengatakan tahun 2019, Presiden juga telah menetapkan fokus pembangunan pada bidang Sumber Daya Manusia.
“Target nasional pelatihan vokasi mencapai 1,4 juta orang. Bahkan, Presiden juga mengarahkan untuk membangun 1.000 BLK Komunitas di tahun 2019, “ kata dia.
Dalam bidang penempatan tenaga kerja, pemerintah mencanangkan penciptaan 10 juta lapangan kerja. Dalam kurun waktu 2015 - Agustus 2018 Pemerintah telah berhasil menempatkan 9.483.672 orang.
"Saya optimis target 10 juta lapangan kerja pada tahun 2019 dapat tercapai, “ katanya.
Capaian strategis lainnya, kata Hanif dalam bidang hubungan industrial adalah meningkatnya kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja. Hingga Agustus 2018, peserta jaminan sosial tenaga kerja mencapai 28.127.702 orang.
Angka perselisihan industrial menurun dari 2.683 kasus pada tahun 2014, menjadi 1.316 kasus sepanjang Januari-Agustus 2018.
Hingga saat ini kata Hanif Dhakiri, pihaknya sedang dan terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatihan vokasi melalui strategi triple skilling, yakni skilling, upskilling dan reskilling. Bagi tenaga kerja yang belum punya keterampilan dapat mengikuti program skilling agar punya keahlian di bidang tertentu.
“Bagi tenaga kerja yang telah memiliki skill dan membutuhkan peningkatan akan masuk program upskilling. Sedangkan yang ingin beralih skill dapat masuk ke program reskilling, “ ujar Hanif Dhakiri.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018