"Nyerinya luar biasa. Kalau pasien sedang sakit (kambuh), skor nyerinya 10 dibandingkan dengan melahirkan, yang membuat pasien pernah mencoba bunuh diri, sangking membuat depresi dan frustasi," ujar Pakar nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang di Jakarta, dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS dalam bincang media di Jakarta, Kamis.
Sensasi nyeri yang penderita rasakan biasanya seperti tersengat listrik, tajam, yang berlangsung dalam hitungan detik hingga menit.
"Sampai kena angin saja sakit, berbicara sakit, mengunyah sakit. Muka penderita biasanya kaku, tegang, wajah orang stres," kata Mahdian.
Kondisi ini pernah dialami Heru (52). Pria yang pernah bekerja di salah satu perusahaan stasiun televisi satelit berlangganan itu mengaku kala nyeri muncul, dirinya bahkan bisa sampai menangis.
"Sakitnya super hebat, sampai keluar air mata, padahal biasanya saya enggak pernah nangis. Keringetan, sampai basah kuyup," ujar Heru yang mengalami trigeminal neuralgia sejak setahun yang lalu itu.
Hal serupa juga pernah Widyaningsih (51) alami. Perempuan berhijab ini sudah mengalami trigeminal neuralgia sejak 16 tahun lalu.
"Sampai pernah pingsan. Sakitnya luar biasa. Nengok sakit, kesentuh rambut saja sakit. Kalau mandi, kepala sampai leher enggak saya basahin," ujar dia.
Trigeminal neuralgia terjadi akibat gangguan pada saraf trigeminal atau saraf kelima dari 12 pasang saraf yang berasal dari otak, sehingga menimbulkan nyeri. Penyebabnya beragam antara lain rusaknya selaput pelindung saraf bernama mielin seperti pada penyakit sclerosis multiple, penuaan dan trauma karena kecelakaan.
"Wajah kanan bawah paling sering (terkena nyeri). Kenapa? Belum diketahui. Keluhan juga bisa di bagian rahang, dahi, mata, dagu ataupun lidah," tutur Mahdian.
Ada tiga pembagian jenis tigeminal neuralgia dan nyeri yang umumnya muncul. Pada trigeminal neuralgia tipe 1 nyeri umumnya terjadi secara spontan dengan durasi nyeri umumnya episodik. Sementara trigeminal tipe 2 (atipikal) nyeri datang secara spontan dengan durasi nyeri yang terjadi konstan. Terakhir, trigeminal tipe 3, yang biasanya terjadi karena trauma atau bekas operasi sinus.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018