Ghazni, Afghanistan (ANTARA News) - Gerilyawan Taliban dan para pejabat Korea Selatan (Korsel) melakukan perundingan baru, Selasa, menyangkut nasib 19 sandera yang ditahan hampir enam minggu, yang menimbulkan harapan baru bagi pembebasan mereka. Kelompok garis keras Taliban mengatakan dua penengah Indonesia hadir dalam perundingan itu, yang dilakukan hampir dua minggu setelah putaran terakhir perundingan, tapi pihak berwenang tidak dapat mengkonfirmasikan kehadiran mereka. "Perundingan-perundingan baru saja dimulai dan kami mengharapkan ada hasil-hasil positif saat ini," kata gubernur provinsi Ghazni Mirajuddin Pattan kepada AFP. Komandan Taliban Abdullah Jan, yang kabarnya menahan para sandera itu, juga mengatakan perundingan tatap muka itu telah dimulai di ibukota provinsi Ghazni, sekitar 140km selatan Kabul. Jan mengemukakan kepada AFP bahwa dua penengah Indonesia itu ikutserta dalam pertemuan atas permintaan Taliban itu, yang menginginkan kehadiran satu kelompok Islam. Jurubicara utama Taliban, Yousuf Ahmadi, juga mengatakan dua penengah Indonesia itu terlibat dalam perundingan yang diselenggarakan di kantor Masyarakat Palang Merah bersama dengan sejumlah pemimpin suku. Kedubes Korsel di Kabul mengatakan Selasa pagi pihaknya mengharapkan perundingan itu akan dimulai Selasa siang. Taliban menculik 21 warga Korsel ketika mereka sedang dalam perjalanan dari kabul menuju provini Kandahar, di selatan pada 19 Juli. Kelompok garis keras Islam itu membunuh dua dari para sandera pria dan kemudian membebaskan dua sandera wanita 23 Agustus. Kelompok itu mengancam akan membunuh 19 sandera lainnya jika tuntutan mereka tidak dipenuhi dan mengatakan para pekerja sosial itu, sebagian besar mereka adalah wanita, sakit. Perundingan putaran terakhir macet persis dua minggu lalu, dengan Taliban berpegang teguh pada satu tuntutan agar sejumlah anggota mereka dibebaskan dari penjara untuk ditukarkan dengan pembebasan para pekerja sosial Korea. Pemerintah berulangkali menolak tuntutan itu. Mereka juga menuntut Korsel menarik pasukannya dari negara itu. Seoul mengatakan pihaknya akan menarik 200 tentara, sebagian besar teknisi dan dokter akhir tahun ini sesuai rencana. Taliban, yang punya hubungan dengan gerakan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden juga menahan seorang insinyur Jerman yang diculik sehari sebelum penculikan para warga Korsel itu. Kelompok itu mengatakan pihaknya menuntut 10 anggota Taliban yang dipenjarakan dibebaskan untuk ditukarkan dengan warga Jerman itu, yang juga dikatakan sakit, dan empat rekan Afghanistannya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007