Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir (SB) mengatakan bahwa ia dilarang istrinya menjadi presiden karena takut waktunya untuk keluarga habis. "Istri saya tak setuju saya jadi presiden, tapi kalau rakyat yang minta, saya tidak tahu," ujar Soetrisno saat temu muka dengan kelompok tani dan masyarakat di Desa Karanganyar, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan, Selasa (28/8). Turut hadir dalam acara itu Ketua FPAN DPR Zulkifli Hasan, Ketua Komisi VI Didik J. Rachbini, dan Ketua Bapilu (Badan Pemenangan Pemilu) PAN Totok Daryanto. Soetrisno dalam siaran pers partai berlambang matahari tersebut mengatakan, "Istri melarang saya jadi pejabat karena waktu untuk keluarga habis. Sementara anak-anak masih kecil." Soetrisno merespons soal capres itu setelah empat warga Lampung memintanya untuk maju pada Pilpres 2009. Seorang petani dan ibu rumah tangga secara gamblang mendoakan agar pengusaha asal Pekalongan, Jateng itu, dibukakan hatinya sehingga bersedia jadi capres. Soetrisno mengatakan, selama ini tidak mau jadi pejabat negara apa pun karena penuh aturan protokoler. Terkadang seorang pejabat juga harus tampil penuh kepalsuan karena tidak sesuai dengan hati nurani. "Bagi saya, biarkan seperti air mengalir saja. Nanti terserah rakyat yang meminta. Apalagi yang tua-tua masih mau maju," ucapnya. Oleh karena itu, Soetrisno malah mendoakan para kader terbaiknya jadi menteri jika PAN merebut kursi lebih banyak pada Pemilu 2009. "Mari kita doakan Zulkifli Hasan yang asli Lampung ini nanti jadi menteri atau wakil presiden," katanya. Sementara Didik Rachbini yang menguasai ekonomi pertanian diharapkan jadi Menteri Pertanian. Begitu juga dengan Totok Daryanto yang disebutnya layak jadi menteri. Tapi, dia mengingatkan agar menteri-menteri dari PAN tidak bergaya hidup glamour sehingga melukai hati rakyat yang tengah menderita.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007