Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengandalkan produksi minyak mentah dari 10 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mencapai target RAPBN tahun 2008 sebesar 1,034 juta barel per hari. Wakil Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Abdul Muin dalam rapat kerja Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa mengatakan, produksi minyak 10 KKKS terbesar tersebut mencapai 828 ribu barel per hari. "Tingkat produksi minyak 10 KKKS itu mencapai 80,1 persen dari target RAPBN 2008 sebesar 1,034 juta barel per hari," katanya. Kesepuluh KKKS itu adalah PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) sebesar 376,3 ribu barel per hari, PT Pertamina EP 135,6 ribu barel per hari, ConocoPhillips SNSB 59,4 ribu barel per hari, Inpex 47,9 ribu barel per hari, dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) 47,9 ribu barel per hari. Selain itu, KKKS lainnya adalah Total Indonesia 45 ribu barel per hari, Medco EP Rimau 31,8 ribu barel per hari, BP ONWJ 31 ribu barel per hari, BOB CPP 28 ribu barel per hari, dan Pertamina Hulu-PPI/JOA-JOB 25,1 ribu barel per hari. Selain 10 besar KKKS tersebut, produksi minyak juga berasal dari Petrochina Jabung 23 ribu barel per hari, PN-Mobil Cepu 17,2 ribu barel per hari, dan Chevron Indonesia Company East Kalimantan 16,7 ribu barel per hari. Selanjutnya, Santos-Sampang 13,4 ribu barel per hari, Vico 13 ribu barel per hari, Hess 11,9 ribu barel per hari, Kodeco 11,1 ribu barel per hari, ConocoPhillips Grissik 10,2 ribu barel per hari, Kondur 10 ribu barel per hari, Medco EP Sumatera 9,1 ribu barel per hari, dan EMP Kangean 8,9 ribu barel per hari. Abdul Muin mengatakan, tingkat produksi tersebut merupakan hasil pertemuan dengan para KKKS Mei lalu. "Kami akan monitor secara ketat kalau ada perubahan baik gangguan teknis maupun proses," katanya. Menurut dia, pencapaian target produksi 2008 akan dilakukan dengan menahan penurunan produksi minyak seminimal mungkin dan tambahan produksi lapangan baik baru maupun yang sudah ada."Kami akan berupaya menahan penurunan produksi minyak secara alamiah khususnya di CPI sebagai KKKS yang memproduksikan minyak terbesar dari seharusnya 15 persen per tahun menjadi di bawah tujuh persen per tahun," katanya. Ia juga mengatakan, pihaknya juga akan banyak berharap pada peningkatan produksi Pertamina EP khususnya dari Lapangan Pondok Tengah, Bekasi. Pada 2008, pemerintah juga telah memasukkan produksi minyak Lapangan Banyuurip, Blok Cepu dengan tingkat produksi 17,2 ribu barel per hari. "Saat ini, proses produksi Lapangan Banyuurip masih on the track. Kami optimis bisa berproduksi akhir 2008," katanya. Namun, sejumlah anggota Komisi DPR VII DPR seperti Ismiyatun, Sonny Keraf, Alvin Lie, dan Zulkliemansyah menyangsikan target produksi minyak tersebut mengingat kecenderungannya yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. "Tahun ini saja, target produksi harus direvisi. Bagaimana bisa tahun depan produksi akan meningkat," ujar Zulkliemansyah. Sonny mengatakan, seharusnya pemerintah memberikan angka-angka yang lebih realistis, karena akan berpengaruh pada asumsi makro lainnya. Pada APBN tahun 2007, produksi minyak ditetapkan sebesar satu juta barel per hari, namun dalam RAPBN 2007 direvisi menjadi 950 ribu barel per hari. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007