Hanoi (ANTARA News) - Pengadilan di Vietnam memenjarakan 15 orang pada Rabu mulai dari dua hingga empat setengah tahun setelah mereka ditangkap pada Juni saat unjuk rasa besar menentang rencana untuk wilayah ekonomi khusus, kata media pemerintah.
Meskipun melakukan reformasi besar-besaran, Vietnam -yang dikuasai komunis- hanya sedikit menenggang perbedaan pendapat, dengan unjuk rasa sering dibubarkan polisi, meskipun undang-undang dasar membolehkan kebebasan berkumpul.
Negara Asia tenggara itu memenjarakan belasan pengunjuk rasa, yang dipicu kekhawatiran bahwa pemodal asal China akan menguasai sewa lahan selama 99 tahun untuk pembangunan di wilayah tersebut, demikian Reuters melaporkan.
Pada persidangan satu hari, pengadilan di provinsi Binh Thuan, Vietnam tengah, mengamar ke-15 orang itu, berusia 18 hingga 33 tahun, berdasarkan atas tuduhan menyebabkan gangguan umum, kata Radio Suara Vietnam.
"Pelanggaran mereka secara berarti memengaruhi keamanan dan keselamatan daerah setempat, yang mengancam masyarakat," katanya mengutip pernyataan juri.
Baca juga: Masyarakat Vietnam serukan unjuk rasa anti-Tiongkok
Mereka mengaku bersalah dan mengungkapkan penyesalan di persidangan, katanya.
Menurut dakwaan itu, pengunjuk rasa tersebut kedapatan melemparkan batu bata, tongkat dan bom bensin ke polisi dan menyebabkan kemacetan lalu lintas, tambahnya.
Pengacara pengunjuk rasa itu tidak dapat dihubungi untuk memberi tanggapan.
Editor: Boyke Soekapdjo/Tia Mutiasari
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018