Jakarta (ANTARA News) - Aksi mogok makan di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, yang dilakukan sejumlah aktivis LSM Migrant Care dan anggota keluarga para TKI korban penganiayaan di negara tersebut, tetap berlanjut setelah dimulai sejak Jumat (24/8). "Hingga hari ini kami tidak pernah mendapatkan respon yang signifikan dari pihak kedutaan Saudi," kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, aksi ini akan terus dilakukan tanpa ada batas waktu hingga empat TKI yang dianiaya di Arab Saudi dapat segera dipulangkan. Keempat TKI yang bernama Siti Tarwiyah (32) dari Ngawi Jawa Timur, Susmiyati (28) dari Pati Jawa Tengah, Rumini (25) dari Pandeglang Banten, dan Tari (27) dari Karawang Jawa Barat, pada awal Agustus 2007 dilaporkan telah dianiaya oleh tujuh orang anggota keluarga di Arab Saudi yang memperkerjakan mereka. Penganiayaan tersebut menyebabkan Siti Tarwiyah dan Susmiyati meninggal dunia, sedangkan Rumini dan Tari berada dalam perawatan yang intensif. Motif pemukulan tersebut dikabarkan adlah tuduhan bahwa keempat TKI tersebut mempraktekkan "ilmu hitam" terhadap anak mereka yang masih remaja. Pihak berwenang Saudi telah menahan majikan mereka. Aksi mogok makan itu dilakukan oleh sekitar lima orang dengan menempelkan plester hitam di mulut. Aksi tersebut dilakukan di bawah tenda yang bergambar keempat wajah para TKI yang dianiaya. Dari kelima orang itu, tiga orang berasal dari aktivis Migrant Care sedangkan dua orang dari pihak keluarga para TKI, yaitu Deden yang merupakan suami Tari dan Ahmad yang merupakan kakak Rumini. Sebelumnya, puluhan orang juga berunjuk rasa pada Senin (13/8) di depan Kedubes Arab Saudi dan menuntut agar keempat TKI tersebut segera dipulangkan ke tanah air. Namun hingga kini, belum ada kepastian yang dikeluarkan oleh kedutaan Arab Saudi kapan pihaknya akan mengirim pulang keempat TKI itu kembali ke Indonesia.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007