Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada triwulan II melebihi angka pertumbuhan nasional dalam periode yang sama yang menjadi salah satu indikator penting perekonomian DKI Jakarta.

"Pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta tumbuh sebesar 6,02 persen selama triwulan I tahun 2018 yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,88 persen. Pada triwulan II 2018 pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan menjadi 5.93 persen, namun angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada periode sama sebesar 5,27 persen," kata Anies dalam rapat Paripurna DPRD DKI, di Jakarta, Rabu.

Sementara untuk laju inflasi, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengatakan sepanjang triwulan I tahun 2018, tercatat sebesar 3,23 persen yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2017 yaitu sebesar 3,72 persen.

"Namun, pada bulan Juni 2018, laju inflasi DKI Jakarta sebesar 3,31 persen. Untuk menjaga kestabilan harga, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta terus melakukan koordinasi yang lebih baik antar instansi serta melakukan pengamanan stok pangan dengan mengoptimalkan peran BUMD," ujarnya.

Selain pertumbuhan ekonomi dan inflasi, mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga mengatakan indikator penting perekonomian DKI lainnya adalah kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar.

"Selain pertumbuhan ekonomi dan inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar juga merupakan indikator penting bagi perekonomian DKI Jakarta. Nilai tukar rupiah pada awal tahun 2018 hingga bulan Juni tahun 2018, berada pada kisaran Rp13.290 hingha Rp14.404 per Dollar AS," ujarnya.

Anies juga menyebut pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tahun 2018 diperkirakan akan berada pada kisaran 6,1-6,5 persen.

"Angka pertumbuhan tersebut masih pada rentang yang sama dengan asumsi awal yang ditetapkan sebelumnya sebesar 6,12-6,52 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan target pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 5,4 persen," kata Anies.

Adapun laju inflasi dalam Penetapan APBD diproyeksikan sebesar 3,5-4,0 persen, pada Perubahan APBD diperkirakan pada kisaran 3,0-4,0 persen.

"Inflasi pada Perubahan APBD ini relatif sama dengan proyeksi nasional yang diperkirakan berada pada angka 3,5 persen," ujarnya.

Sedangkan untuk nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika pada Perubahan APBD, mengacu pada nilai asumsi nasional pada Rancangan Awal RKP Tahun 2019, tambah Anies.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018