Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Development Monitoring (IDM) menolak kehadiran Altimo di Indonesia karena dianggap melakukan praktek bisnis yang tidak patut. "Altimo yang merupakan anak perusahaan Alfa Group dan salah satu kelompok usaha Rusia di Indonesia diduga kuat terlibat dalam konspirasi pemeriksaan Temasek di KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)," kata juru bicara IDM, Muhammad Ramdhoni, di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan sebuah dokumen dari "Institute for Analyzis of Information and Technologies Business (IAITB) yang ditandatangani oleh DR Musarman memaparkan secara gamblang sebuah konspirasi yang disponsori perusahaan asal Rusia, Altimo-Alfa Group, dalam skenario "buy back" Indosat. "Dokumen yang dirilis pada 2007 itu telah menyebutkan bahwa Altimo menunggangi isu "buy back" Indosat demi keuntungan bisnisnya, yaitu membeli saham Indosat," ujar dia. Yang paling menggemparkan adalah katanya dokumen tersebut menyebutkan bahwa Altimo telah menyuap pimpinan KPPU, sejumlah anggota DPR dan DPD. "Kemudian masalah Altimo ini saat ini menjadi signifikan karena pada minggu pertama September mendatang, Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang rencananya akan mengunjungi Indonesia, diperkirakan akan membawa sejumlah kelompok usaha Rusia," kata dia. Dalam rombongan itu, katanya, diperkirakan akan diikuti juga oleh Alfa Group yang berencana memuluskan pembelian 41 persen saham Temasek di Indosat. "Walaupun Direktur Regional Pengembangan Bisnis Altimo Asia Tenggara, Suharto, mengatakan Altimo tidak pernah memfokuskan diri untuk membeli Indosat, namun kedatangan Altimo Alfa Group dengan membonceng delegasi Vladimir Putin pada saat KPPU akan membuat keputusan kasus Temasek adalah indikasi kuat bahwa Altimo-Alfa Group memang hendak membeli Indosat," ujarnya. Ramdhoni juga mengatakan pihaknya amat prihatin terhadap aksi yang dilakukan oleh Forum Komunikasi Persaudaraan Indonesia Rusia (FKPIR) yang sempat melakukan aksi di depan kantor KPPU agar KPPU memberikan hak prioritas pembelian saham Indosat kepada Altimo Alfa Group. "FKPIR juga meminta pemerintah jangan sampai mengecewakan Altimo sebagai pembeli Indosat. Ada kesan yang kuat FKPIR ingin menjadikan KPPU sebagai palu pemukul untuk mendiskreditkan Temasek dan memuluskan ALtimo sebagai pembeli Indosat," ujar dia. Kita tentu saja sangat mendambakan kehadiran investor asing untuk bersama-sama membangung Indonesia, katanya, tetapi kami dengan tegas menolak investor asing yang melakukan praktek-praktek bisnis tidak patut dan cenderung bergaya premanisme. "Oleh karena itu, kami menuntut pihak penegak hukum untuk bersikap proaktif mengusut dugaan praktek bisnis tidak patut yang mengarah pada tindak pidana yang diduga dilakukan oleh Altimo," kata Ramdhoni. (*)
Copyright © ANTARA 2007