Apa saja yang perlu kita tahu seputar kanker payudara?
Simak tanya jawab singkat bersama dokter spesialis bedah umum konsultan onkologi dari rumah sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya, dr. Rachmawati, Sp.B(K) Onk di Jakarta, Selasa.
Apa itu kanker payudara?
Suatu kondisi yang ditandai dengan terjadinya pertumbuhan sel-sel abnormal secara tidak terkontrol pada kelenjar dan jaringan payudara.
Apa saja faktor risikonya?
Usia. Mayoritas kasus kanker payudara terjadi pada perempuan di atas 50 tahun. Tetapi ada juga pada usia 40-49 tahun dan bahkan usia 18 tahun.
Lalu faktor genetik, yakni memiliki anggota keluarga yang mengalami kanker payudara. Selain itu, memakai kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama, menstruasi pertama di bawah usia 12 tahun dan riwayat tumor jinak--lebih berisiko mengalami kanker payudara.
Faktor lainnya, melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun, mengalami menopause di atas usia 52 tahun, pola hidup tak sehat yang menyebabkan kelebihan berat badan, jarang berolahraga, merokok.
Mengapa berat badan berlebih berisiko kena kanker payudara?
Jaringan lemak meningkatkan produksi estrogen. Estrogen yang berlebihan sering dikaitakn dengan pemicu kanker payudara.
Menyusui bisa turunkan risiko?
Menyusui minimal empat bulan membuat sel payudara matang. Selain itu, hormon prolaktin bisa menekan estrogen (sehingga tidak berlebihan). Estrogen yang berlebihan sering dikaitan dengan pemicu kanker payudara.
Ibu-ibu muda yang belum berpengalaman, yang ambang nyerinya rendah, sakit sedikit tidak mau menyusui, lama-lama ASI nya berkurang.
Ukuran payudara berpengaruh pada risiko terkena kanker?
Ukuran yang besar lebih tinggi risikonya, karena jaringan (di payudaranya) lebih banyak.
Baca juga: Lima mitos kanker payudara
Kondisi payudara yang perlu dicermati?
Ada benjolan keras pada payudara atau daerah sekitar ketiak. Biasanya kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit.
Kondisi lainnya, ada perubahan ukuran atau bentuk payudara, seperti pembengkakan dan munculnya lekukan pada kulit payudara.
Selain itu, ada perubahan pada permukaan payudara, seperti kulit yang mengeras, kulit mengelupas, berwarna kemerahan atau seperti kulit jeruk.
Terakhir, ada perubahan pada puting, misalnya puting tertarik ke dalam atau keluar cairan dari puting.
Pemeriksaan seperti apa untuk deteksi kanker?
Sadari atau periksa payudara sendiri. Dilakukan secara rutin pada hari ke-7 hingga 10 menstruasi (dihitung dari hari pertama menstruasi) setiap bulan, saat jaringan payudara tidak terlalu sensitif. Jika sudah menopause, tentukan tanggal yang mudah diingat untuk melakukan Sadari.
Bagaimana melakukan Sadari?
Pemeriksaan lainnya?
Sadanis atau pemeriksaan yang dilakukan tenaga medis. Perempuan yang berisiko tinggi sebaiknya melakukan pemeriksaan ini setiap dua tahun sekali ketika memasuki usia 20 tahun.
Usg dan mamografi. Ultrasonografi atau USG dilakukan pada perempuan yang masih berusia di bawah 40 tahun, ketika jaringan payudara masih padat.
Pada usia di atas 40 tahun, dapat dilakukan pemeriksaan mamografi.
Perlu biopsi untuk deteksi kanker?
Biopsi dilakukan kalau ada kecurigaan ke arah keganasan. Dulu, biopsi dilakukan di kamar operasi dengan pembiusan umum, diambil sampel. Sekarang, biopsi bisa dilakukan di poliklinik, namanya core biopsy. Pasien tidak perlu dipuasakan.
Yang bisa dilakukan untuk cegah kena kanker?
Aktif berolahraga, dewasa minimal 75-150 menit dalam seminggu, sementara anak-anak 3 kali seminggu. Pilih olahraga yang intensitasnya sedang hingga tinggi.
Kurangi konsumsi daging merah dan daging olahan, perbanyak konsumsi sayur dan buah. Pilih, makanan yang tergolong while grain atau produk makanan yang menggunakan biji-bijian serelia utuh seperti gandum, jagung dan quinoa. Selain itu, hindari konsumsi alkohol.
Bila terdeteksi kanker, payudara pasti diangkat? Lalu apa pilihan terapinya?
Ada beberapa pilihan terapi, salah satunya pembedahan. Dulu, dilakukan pengangkatan payudara yang terkena kanker. Sekarang, bisa mempertahankan payudara. Bahkan setelah diangkat pun bisa dibuat payudara baru (breast conserving surgery).
Selain itu ada kemoterapi, yakni pemberian obat untuk memperkecil ukuran sel tumor. Efeknya, bisa bekerja ke semua sel, tidak hanya sel ganas. Bisa ke folikel rambut, mukosa mulut, makanya rambut pasien rontok, atau pasien sering sariawan.
Terapi lainnya adalah radioterapi atau pemberian sinar berkekuatan tinggi seperti sinar x dan sinar gama untuk menghancurkan sel kanker. Terapi ini biasanya dilakukan setelah pembedahan untuk membersihkan sisa-sisa sel kanker atau sebelum pembedahan disertai kemoterapi, untuk memperkecil ukuran sel kanker.
Baca juga: Penderita kanker payudara stadium awal bisa lewatkan kemoterapi, tapi ada syaratnya
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018