Paris (ANTARA News) - Pelatih tim nasional Prancis, Raymond Domenech, diskors atau dilarang hadir dalam satu pertandingan setelah terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan disipliner UEFA, demikian pernyataan badan sepak bola Eropa itu, Senin. Domenech telah dijatuhi larangan berada di pinggir lapangan bagi pertandingan mendatang timnya saat melawan Italia dalam babak kualifikasi Euro 2008 di Milan pada 8 September dan dikenakan denda sebesar 10.000 franc Swiss (6.000 euro atau 8.000 dolar) karena menyeret olahraga sepak bola ke dalam situasi buruk. Ia mempunyai waktu tiga hari untuk naik banding atas keputusan tersebut, menyusul pernyataan tidak pantas yang dilontarkannya kepada sebuah surat kabar Prancis. Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) menyebutkan dalam suatu peryataan bahwa pihaknya akan bertemu dengan Domenech, Selasa, untuk memutuskan apakah ia mau naik banding atau tidak. "FFF dan pelatih nasionalnya telah memperhatikan keputusan yang dikeluarkan oleh komite disipliner UEFA itu," demikian peryataan tersebut, seperti dilaporkan Reuters dan AFP. "FFF dan Raymond Domenech akan bertemu Selasa untuk memutuskan cara bagaimana menindaklanjuti keputusan badan Eropa ini," tambahnya. Dalam wawancara dengan harian Le Parisien awal bulan ini, Domenech menuduh Italia menyuap wasit pada pertandingan internasional di bawah usia 21 tahun (U21) antara Prancis dan Italia pada 1999 yang digelar bagi kompetisi kualfikasi Olimpiade Sydney tahun 2000. Domenech saat itu menjadi pelatih tim nasional junior Prancis. Puji Materazzi Presiden UEFA, Michel Platini, bereaksi atas keputusan itu dengan menyatakan bahwa Domenech harus memberi bukti untuk memperkuat tuduhannya atau harus menghadapi sanksi. Dalam wawancaranya, Domenech juga memuji pemain bertahan Italia, Marco Materazzi karena memprovokasi Zinedine Zidane, sehingga ia menanduknya pada petandingan final Piala Dunia tahun lalui di Jerman. Zidane kemudian dikeluarkan dengan kartu merah dan Prancis kalah dalam adu tendangan penalti. Domenech juga memberitahu Le Parisien bahwa ia meragukan kepemimpinan wasit dalam babak kualifikasi mendatang antara kedua tim itu. "Saya bukan orang yang menemukan mengenai masalah perwasitan di Italia," ujar Domenech, "Sejumlah pertandingan telah diatur sebelumnya." Skandal pengaturan-pertandingan yang terjadi di Italia tahun 2006, yang membuat Juventus diturunkan ke divisi dua dan empat klub harus dikurangi poinnya, bermuara pada tim-tim yang berusaha memperoleh wasit-wasit favorit untuk memimpin pertandingan mereka di Serie A. Setelah wawancara itu dikeluarkan, Presiden FFF Jean-PierreEscalettes turun tangan untuk berusaha meredakan masalah tersebut. Escalettes menelpon timpalannya dari Italia, Giancarlo Abete, untuk menjelaskan bahwa komentar yang dikeluarkan pelatih timnas Prancis itu hanyalah merupakan pandangan pribadinya (Domenech) saja. Babak penyisihan Eropa itu sangat lah penting bagi kualifikasi karena Prancis telah menang dalam pertandingan kandang mereka 3-1 di Stade de France. Prancis memimpin Grup B dengan 18 poin, dua poin di atas Italia yang mengantungi 16 poin, dan Scotland di tempat ketiga dengan 15 poin. Seorang pelatih yang diskors dilarang berada di sekitar sisi lapangan dan ruang ganti selama pertandingan berlangsung, tetapi ia masih dapat menyaksikan pertandingan tersebut sebagai penonton di stadion dan memberi instruksi melalui telepon genggam. (*)
Copyright © ANTARA 2007