"Turis China ke Indonesia sudah jauh berubah segmennya"
Gianyar (ANTARA News) - Turis China yang wisata ke Indonesia kini menghabiskan rata-rata 1.000 dolar AS dan menghabiskan liburannya rata-rata lima hari, kata Direktur promosi Great China Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Vincent Jemadu, di Gianyar, Bali, Selasa.
"Turis China ke Indonesia sudah jauh berubah segmennya. Dulu mereka menghabiskan uang saat wisata ke Indonesia sekitar 700-800 dolar AS, tapi kini mereka menghabiskan uangnya rata-rata 1.000 dolar AS," kata Vincent.
Paket wisata ke Indonesia yang paling laris di China adalah liburan selama lima hari, sudah termasuk waktu penerbangan. "Rata-rata per bulannya, ada 200.000 turis China wisata ke Indonesia," tambah dia.
Kemenpar mentargetkan kunjungan turis China ke Indonesia tahun 2018 sebesar 2,6 juta orang. "Dari Januari-Agustus 2018, jumlah kunjungan turis China sudah mencapai 1,5 juta turis. Kami optimis hingga akhir tahun ini bisa mencapai 2,5 juta -2,6 juta," katanya dengan optimis.
Baca juga: Indonesia masuk 10 besar tujuan wisatawan China
Pintu masuk turis China ke Indonesia, 40 persen ke Bali, 30 persen ke Jakarta, dan 20 persen ke Kepulauan Riau. Tapi, belakangan ini, kunjungan turis ke Manado juga meningkat tajam. Rata-rata tiap bulan ada sekitar 10.000 turis China datang ke Manado.
Direktur Greater China itu mengatakan turis China ke Indonesia sudah mendominasi atau menempati urutan teratas, menggeser turis Singapura dan Malaysia. Tahun 2016-2017, turis mancanegara terbanyak wisata ke Indonesia itu dari China.
Ia mengungkapkan pula kendala dalam meningkatkan lagi turis China ke Indonesia ialah terbatasnya pemandu wisata berbahasa Mandarin. Selain itu, petunjuk-petunjuk berbahasa China. "Presiden mentargetkan kunjungan turis China ke Indonesia tahun 2020 sekitar 5 juta-10 juta per tahun," katanya.
Baca juga: Sebanyak 71,3 juta wisatawan China plesiran ke mancanegara
Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018