Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menjanjikan tidak akan langsung menarik minyak tanah di daerah konversi, sebelum masyarakat setempat benar-benar menerima program pengalihan tersebut. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers usai melakukan rapat membahas kemajuan program konversi minyak tanah ke "liquified petroleum gas" (LPG) dan kelangkaan akibat program tersebut di Jakarta, Senin malam, mengatakan pemerintah akan terus menyempurnakan dan belajar dari pelaksanaan program yang baru berjalan dua bulan ini. "Untuk pelaksanaan program selanjutnya, kami akan berikan tabung secara gratis, tapi tidak ditarik minyaknya," katanya. Setelah masyarakat di wilayah konversi bisa menerima, maka Pertamina akan menarik secara bertahap minyak tanahnya, tambahnya. Dirut PT Pertamina (Persero) Ari Sumarno menjelaskan pola pelaksanaan konversi masih tetap seperti sekarang. Hanya saja, kalau dulu Pertamina langsung menarik 70 persen atau 50 persen minyak tanah di wilayah konversi, maka nantinya tidak ditarik sama sekali. "Kami akan memberikan waktu transisi kepada masyaratakat, agar mereka tidak kaget dan bergejolak," katanya. Pola tersebutlah yang dilakukan Pertamina di Cempaka Baru, Jakarta Pusat, dan berjalan dengan sukses. Purnomo juga mengatakan pihaknya akan terus melakukan sosialiasi ke masyarakat. Pemerintah akan melibatkan PT Energy Management Indonesia dalam proses sosialiasi. Dirut Energy, Gannet F Pontjowinoto, mengatakan sosialiasi program konversi memang membutuhkan waktu lama, karena harus mengubah budaya masyarakat yang bertahun-tahun menggunakan minyak tanah. Dalam rapat tersebut, Pertamina melaporkan telah membagi kompor dan tabung LPG secara gratis ke 581.135 kepala keluarga. Sampai 24 Agustus 2007, LPG yang dibagikan mencapai 3.960 ton dan minyak tanah yang ditarik 34.735 kiloliter. "Penghematan subsidi sampai saat ini sudah mencapai Rp126 miliar," kata Purnomo. (*)

Copyright © ANTARA 2007