Jakarta (ANTARA News) - Proyeksi Bank Indonesia (BI) terhadap pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2008 lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah di RAPBN 2008 sebesar 6,8 persen. "Sasaran tingkat pertumbuhan ekonomi yang diusulkan pemerintah cukup optimis, dibatas atas perkiraan BI," kata Deputi Gubernur BI Aslim Tajuddin dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR RI Jakarta, Senin. Aslim mengatakan menurut data BI yang diungkapkan rapat dewan gubernur (RDG) BI triwulan dua tahun 2007 mencatat proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 persen dari prakiraan BI yang berada antara 6,2 persen hingga 6,8 persen. Pertumbuhan tersebut menurut dia didukung oleh konsumsi rumah tangga (RT) 5,3 persen atau lebih rendah dari versi pemerintah yang mencapai 5,9 persen. Ia mengatakan proyeksi pertumbuhan konsumsi RT tersebut karena adanya pertumbuhan yang cukup signifikan pada semester pertama 2007 ini. "Perkembangan hingga semester pertama 2007 menunjukan pertumbuhan konsumsi RT mencapai 4,7 persen (yoy) yang berarti telah melampaui rata-rata pertumbuhannya sepanjang tahun 2001-2006 sebesar empat persen (yoy)," katanya. Untuk pertumbuhan konsumsi pemerintah, BI memperkirakan tumbuh 6,1 persen lebih rendah dari versi pemerintah yang mencapai 6,2 persen. Selain itu, BI memproyeksikan investasi tumbuh 13,4 persen lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pemerintah sebesar 15,5 persen. Pertumbuhan eksport menurut proyeksi BI, 10,8 persen lebih rendah dari perkiraan pemerintah 12,7 persen. Untuk impor, BI memperkirakan pertumbuhan 13,3 persen lebih rendah dibandingkan angka pemerintah sebesar 17,8 persen. Namun demikian, menurut Aslim, BI tetap melihat pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah tersebut masih realistis.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007