Male (ANTARA News) - Pemimpin oposisi Maladewa Ibrahim Mohamed Solih, yang berjuang sengit melawan Presiden Abdulla Yameen, menyatakan menang dalam pemilihan presiden pada Minggu dengan selisih suara 16 persen setelah 92 persen suara dihitung.
Hasil sementara hitungan atas 446 dari 472 kotak suara pada 19.43 GMT (02.43 Senin WIB) menunjukkan oposisi memimpin dengan selisih 16,6 persen, kata laman berita Mihaaru, demikian Reuters melaporkan.
"Ini saat kebahagiaan, harapan. Ini akhir perjalanan di kotak suara karena orang menghendaki itu," kata Solih, yang dikenal sebagai Ibu, kepada wartawan di Male.
"Pesannya keras dan jelas. Rakyat Maladewa ingin perubahan, kedamaian dan keadilan. Saya ingin menyeru Presiden Yameen menerima keinginan rakyat dan memulai dengan mulus peralihan kekuasaan sesuai dengan undang-undang dasar," katanya.
Ratusan orang berkumpul di luar pusat utama kampanye oposisi di Male dengan suasana gembira, melantunkan "Ibu, Ibu, Ibu" dan meminta Presiden Yameen mengakui kekalahan.
Yameen diperkirakan memperkuat cengkeraman kekuasaannya di tengah kecaman atas kejujuran pemilihan umum di kepulauan itu, yang dikenal sebagai tujuan liburan mewah.
Panitia pemilihan negara Samudera Hindia itu memperpanjang tigan jam pemungutan suara karena antrean panjang di tempat pemungutan suara.
Baca juga: Presiden Maladewa tinggalkan negaranya jelang pemilu
Pejabat dari partai PPM Yameen mengatakan kepada Reuters bahwa hasil dari dareah tempatnya memiliki dukungan kuat belum disiarkan.
"Jika kami menang atau kalah, PPM berani menerima keputusan rakyat Maladewa," kata pemimpin partai berkuasa itu di parlemen, Ahmed Nihan, di Twitter.
Panitia Pemilihan menyatakan akan menyiarkan resmi hasilnya pada 30 September, sebagaimana diatur dalam undang-undang dasar.
Perwakilan media Yameen menolak menanggapi pernyataan Solih.
Editor: Boyke Soekapdjo
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018