Insya Allah kami akan kumpulkan teman-teman yang aktif di dalam jaringan RelaNU yang dulunya dukung Ahok, Ahokers dari sayap Islam, untuk memenangkan Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf
Jakarta (ANTARA News) - Relawan Nusantara (RelaNU) yang dulu mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI Jakarta, menyatakan mendukung pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Tadi saya minta waktu ke Kiai Ma'ruf, insyaallah kami akan kumpulkan teman-teman yang aktif di dalam jaringan RelaNU yang dulunya dukung Ahok, Ahokers dari sayap Islam, untuk memenangkan Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf," ujar inisiator RelaNU, Nusron Wahid seusai bertemu Ma'ruf Amin di Rumah Jalan Situbondo 12, Jakarta, Senin pagi.
Nusron mengatakan beberapa anggota RelaNU pendukung Ahok sempat kaget begitu mendengar Jokowi menunjuk Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.
Sebab di benak sejumlah anggota RelaNU pendukung Ahok, Ma'ruf merupakan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia yang pernah memberikan fatwa bahwa Ahok penista agama sehingga Ahok dipenjara.
"Tapi setelah kita yakinkan tentang posisi pak Ma'ruf, alhamdulillah teman-teman RelaNU menerima dan mau melakukan dukungan," jelas dia.
Nusron mengatakan akan terus membangun komunikasi kepada relawan pendukung Ahok lainnya untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Kita yakinkan, insyaallah pelan-pelan kami akan cairkan," kata Nusron.
Nusron juga sempat mengklarifikasi kepada Ma'ruf soal fatwa haram MUI untuk mengucapkan natal ke umat nasrani.
Menurut Nusron, Ma'ruf menjelaskan bahwa fatwa itu dikeluarkan MUI saat masih dipimpin Buya Hamka tahun 1980-an.
"MUI ketika beliau pimpin tidak pernah kasih fatwa haram memberikan ucapan natal. Yang kasih fatwa itu Buya Hamka tahun 80-an," jelas Nusron.
Nusron mengatakan, menurut Ma'ruf, ada dua pendapat ulama yakni garis keras dan garis moderat. Yang garis keras mengatakan tidak boleh mengucapkan selamat natal, yang garis moderat mengatakan boleh, tidak masalah selama tidak ganggu ketauhidannya.
"Nah Pak Kiai Ma'ruf salah satu orang yang ikut pendapat garis moderat tadi. Tapi kan dia tidak bisa memaksakan, itu dikembalikan ke keyakinan umat Islam," ujar dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018