Bogor (ANTARA News) - Aksi unjuk rasa sekira 100 mahasiswa dari berbagai elemen dengan tuntutan dihapuskannya biaya administrasi "Payment Point Online Banking" (PPOB), yang dibebankan kepada masyarakat, di depan kantor PLN APJ Bogor di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Senin, terhenti lantaran wartawan kontributor Indosiar, Iwan Kurniawan, wajahnya terlembar kain spanduk PLN yang terbakar. Akibatnya, Iwan mengalami luka bakar di bagian kening dan pipinya, dan seorang polisi yang melemparkan kain spanduk yang terbakar itu, Iptu Mar, terlihat segera melarikan diri ke dalam Gedung PLN, dan kemudian meminta maaf setelah dikejar sejumlah wartawan dan tertangkap di dekat parkir kendaraan di dalam Kompleks PLN. Pada saat itu sempat terjadi perdebatan antara sejumlah wartawan yang mengejar dan Iptu Mar yang mempertanyakan aksinya dan langsung melarikan diri. Iwan Kurniawan menyayangkan sikap Iptu Mar yang langsung melarikan diri, dan kemudian meminta maaf setelah tertangkap. Menurut dia, kejadian itu berlangsung sangat cepat dan situasi yang penas. Dia sendiri kurang menyadari kejadian itu, karena sedang konsentrasi mengambil gambar spanduk yang dibakar oleh mahaiswa demonstran. "Namun, saya meyayangkan sikap Iptu Mar kenapa langsung melarikan diri. Kalau memang kejadian itu tidak disengaja, kenapa Bapak melarikan diri. Kalau Bapak langsung saja minta maaf, saya bisa memakluminya," kata Iwan kepada Iptu Mar. Setelah kejadian tersebut, sejumlah wartawan Bogor berencana akan menghadap Kapolresta Bogor, AKBP Yazid Fanani, untuk mengadukan kejadian tersebut.Aksi mahasiswa itu melibatkan Badan Eksekutif mahasiswa (BEM) se-Bogor, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) se-Bogor, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bogor, dan Cendekiawan Muda Bogor (CMB), yang berasal dari beberapa kampus di Bogor. Unjuk rasa tersebut menuntut, agar dihapuskannya biaya administrasi pada PPOB, meminta Walikota dan DPRD menolak biaya administrasi PPOB, meningkatkan pelayanan PLN kepada masyarakat, serta mengembalikan biaya administrasi PPOB yang sudah dibayarkan masyarakat. Sekitar 100 mahasiswa itu, berkumpul di Taman Topi di Jalan Kapten Muslihat, sekitar pukul 10.00, kemudian bergerak di depan gedung DPRD Kota Bogor juga di Jalan Kapten Muslihat. Di depan kantor DPRD, para mahasiswa melakukan yel-yel dan orasi. Di depan gedung DPRD tidak ada anggota DPRD yang menanggapi, karena sedang reses hingga Rabu (29/8). Mahasiswa kemudian bergerak di Balaikota Bogor di Jalan Ir. H Juanda. Di depan pintu gerbang Balaikota mahasiswa juga melakukan yel-yel dan orasi. Suasana di depan Balaikota ini mulai memanas, karena tidak ada pejabat yang menanggapi. Mahasiswa kemudian bergerak lagi ke kantor PLN APJ Bogor di Jalan Pajajaran, membentang spanduk yang meminta dihapurkannya biaya administrasi PPOB dan melakukan yel-yel dan orasi. Ternyata, tidak ada pejabat PLN yang keluar dan memberi penjelasan kepada mahasiswa. Mahaiswa kemudian menurunkan spanduk yang bertuliskan "PLN APJ Bogor Bersahabat dan Melayani" dan membakarnya. Pada saat mahasiswa membakar spanduk itu, terjadi saling mendorong antara massa mahasiswa dan petugas polisi menggunakan kayu. Mahasiswa ingin membakar spanduk, dan polisi berusaha menahannya. Akibat saling dorong-mendorong menggunakan kayu tersebut, sebagian kain spanduk yang terbakar itu terdorong ke atas dan mengenai wajah Iwan Kurniawan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007