Jakarta (ANTARA News) - Penyerapan pupuk urea bersubsidi pada Januari-Juli 2007 sekira 2,36 juta ton atau baru 52 persen dari ketentuan alokasi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 66 Tahun 2006 yang ditetapkan 4,3 juta ton. Direktur Pemasaran PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) sebagai induk perusahaan BUMN Pupuk, Bowo Kuntohadi, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa penyerapan pupuk sebesar 2.363.330 ton pada Januari-Juli 2006 masih dibawah alokasi Permentan pada periode tersebut. Berdasarkan Permentan Nomor 66/Permentan/OT.140/12/2006 Tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2007, pada Januari-Juli 2007 alokasi pupuk urea bersubsidi mencapai 2.696.090 ton, namun para petani hanya menyerap sekitar 87,5 persen saja. "Pemakaian pupuk tergantung pada cuaca, maka sedikit banyak penyerapan pupuk tergantung pada banyaknya hujan," kata Bowo. Ia mengatakan saat ini musim kering lebih panjang, sehingga diperkirakan penyerapan pupuk pun dibawah Permentan sebesar 4,3 juta ton urea. Bowo mengasumsikan kalaupun pada sisa waktu Agustus-Desember penyerapan pupuk sesuai alokasi Permentan, yaitu masing-masing per bulan sebesar 214.924 ton (Agustus), 226.471 ton(September), 333.286 ton (Oktober), 399.032 ton (Nopember), dan 430.197 ton (Desember), total penyerapan pupuk hanya sekitar 3.967.240 ton. "Kami memperkirakan penyerapan pupuk urea bersubsidi hanya sekitar 4 juta ton sampai akhir tahun," ujarnya. Hal itu berarti penyerapan pupuk urea bersubsidi hanya sekitar 92 persen dari alokasi Permentan. Dengan asumsi tersebut, kata dia, maka stok pupuk sampai akhir tahun mencapai sekitar 812.965 ton termasuk cadangan stok yang ditentukan Permentan sebesar 200 ribu ton. Perhitungan tersebut berdasarkan data stok awal tahun sebesar 927.747 ton ditambah produksi tahun 2007 sebesar 5.771.250 ton, sehingga total pupuk yang tersedia mencapai sebesar 6.698.997 ton. Sedangkan pemakaiannya untuk sektor pertanian sebesar 4,3 juta ton, industri sebesar 562.125 ton, dan sektor perkebunan sebesar 590.907 ton, ditambah ekspor sebesar 724.000 ton, sehingga total pemakaian sebesar 6.477.032 ton. Menanggapi banyaknya stok pupuk pada akhir tahun, dan kemungkinan permintaan ijin ekspor tambahan, Bowo mengatakan tidak akan mengajukan ijin ekspor tambahan. "Sudah cukup lah, perlu cadangan yang besar untuk antisipasi musim tanam," ujarnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007